BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip perpaduan tunggal (Axiom) yang menguasai struktur teoritis Spektrum Gaya Mengajar mengatakan bahwa mengajar adalah rantai pembuatan keputusan. Setiap aktifitas mengajar merupakan hasil dari keputusan yang telah dibuat, dan setiap keputusan berdampak bagi setiap orang yang terlibat. Hal tersebut berdampak pada pemikiran, perasaan, dan perilaku/sikap mereka.
Memahami keputusan, siapa yang membuatnya, bagaimana keputusan dibuat, dan untuk tujuan apa, memberikan kita sebuah pandangan mendalam terhadap struktur dari hubungan yang mungkin antara guru dan siswa serta konsekuensi hubungan ini.
Anatomi dari setiap Gaya merupakan sebuah model yang menguraikan kategori dari keputusan yang harus dibuat (dan sedang dibuat) adalam setiap hubungan belajar mengajar.
Keputusan diidentifikasi dan dikelola dalam tiga set yaitu:
1. Set preimpact, mencakup semua keputusan yang harus dibuat sebelum tatap muka terjadi. Keputusan ini disebut dengan tujuan.
2. Set impact, mencakup keputusan yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar sebenarnya. Keputusan ini disebut aksi.
3. Set postimpact, mencakup keputusan yang berkenaan dengan evaluasi dari unjuk kerja yang dilakukan selama set impact dan harmonisasi antara tujuan dan aksi.
Ketiga set tersebut bersama-sama membentuk Anatomi setiap Gaya. Adapun uraian kategori keputusan secara spesifik pada setiap set dapat kita lihat dalam Bab pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
SET PREIMPACT
Dalam Set Preimpact ini dibagi menjadi 16 pokok pembahasan yaitu:
1. Tujuan episode. Keputusan ini mengidentifikasi tujuan episode dan menjawab pertanyaan guru: Kemanakah tujuan saya? Kemanakah tujuan siswa? Apa harapan-harapan yang ingin dicapai pada episode ini? (O-T-L)
2. Pemilihan gaya mengajar. Keputusan ini mengidentifikasi perilaku mengajar yang akan memunculkan perilaku mengajar yang menuntun siswa untuk mencapai tujuan dari setiap episode. (T-L-O)
3. Antisipasi Gaya Mengajar. Keputusan ini dapat terjadi dalam dua situasi:
Jika pemilihan dari gaya mengajar disajikan sebagai titik masuk untuk mengawali sebuah episode, maka antisipasi gaya mengajar merupakan refleksi dari pelaksanaan gaya mengajar.
Jika kebutuhan siswa pada waktu tertentu disajikan sebagai titik masuk untuk mengawali sebuah episode, maka kebutuhan ini menentukan pemilihan gaya mengajar. (L-T-O)
Kedua pendekatan tersebut berarti bahwa siswa diharapkan untuk berperilaku/bersikap sejalan dengan gaya mengajar. Pendekatan ini didasarkan pada pendapat bahwa tidak ada gaya mengajar yang terbaik atau paling efektif. Setiap gaya mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan; tujuannya agar guru dan siswa dapat berpindah dari satu gaya ke gaya lain sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada setiap episode. Asumsinya adalah bahwa setiap siswa sebaiknya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai perilaku/sikap. Dalam konteks Spektrum, gaya belajar dianggap sebagai kemampuan siswa untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, pada episode tertentu, ketika guru menggunakan gaya X, maka siswapun harus menggunakan gaya X.
Pada kesempatan lain, gaya belajar siswa dapat membuat guru memilih gaya mengajar yang sesuai dengan “sudah sejauh mana siswa belajar.” Pengaruh timbale balik antara kedua pendekatan ini mewakili keputusan paling penting dalam memutuskan kesuksesan sebuah episoGaya
4. Siapa yang diajar. Dalam menentukan keputusan, guru harus mempertimbangkan siapa yang akan berpartisipasi. Keputusan tersebut dapat dibuat untuk seluruh kelas, sebagian kelas, atau bahkan untuk seorang individu saja. (Keputusan ini terpisah dari keputusan sekolah tentang siapa siswanya dan berapa banyak yang akan terdaftar dikelas, dan sebagainya.)
5. Pokok Bahasan. Kategori ini mencakup keputusan tentang apa yang diajarkan dan apa yang tidak diajarkan. Kategori ini mencakup:
Tipe pokok bahasan. Keputusan ini mempertimbangkan alasan – secara filosofis atau praktis – kegunaan pokok bahasan atau tugas tertentu. Ini akan menjawab pertanyaan: Apakah pokok bahasan tetap untuk siswa? Apakah relevan? Apakah harmonis dengan tujuan pembelajaran?
Jumlah tugas. Tidak ada kegiatan manusia tanpa kuantitas; oleh karena itu, keputusan banyaknya tugas yang harus dibuat harus menjawab pertanyaan: Berapa banyak?
Kualitas unjuk kerja. Keputusan ini menjawab pertanyaan: Seberapa bagus? Apa yang diharapkan dari unjuk kerja dari tugas yang diberikan untuk memahami lebih jelas mengenai jumlah dan kualitas pokok bahasan.)
Urutan unjuk kerja. Keputusan ini menjawab pertanyaan: Dalam urutan seperti apa – berurut atau acak – tugas atau bagian dari tugas akan ditampilkan?
6. Kapan mengajar. Keputusan waktu harus mempertimbangkan:
Waktu memulai setiap tugas.
Kecepatan dan irama kegiatan – kecepatan dalam menampilkan tugas yang diberikan.
Durasi – lamanya mengerjakan tugas
Waktu berhenti setiap tugas.
Interval – waktu yang disediakan diantara dua tugas yang diberikan, antar bagian dalam sebuah tugas, atau episode (Lihat Gambar 2-1)
Perhentian episode atau pelajaran.
7. Model komunikasi. Keputusan ini berkenaan dengan cara komunikasi yang akan digunakan pada tiap episode.
8. Respon pertanyaan. Dalam berbagai situasi, orang memberikan pertanyaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, keputusan yang dibuat harus mempertimbangkan bagaimana cara untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.
9. Penataan susunan kelas. Ada keputusan mengenai berbagai kebutuhan logistic dan manajemen kelas.
10. Dimana mengajar. Keputusan ini mengidentifikasi tempat mana yang tepat untuk menyelesaikan sebuah tugas.
11. Postur. Keputusan ini berkenaan dengan hubungan antara posisi beberapa bagian tubuh selama unjuk kerja suatu tugas berlangsung.
12. Pakaian dan penampilan. Keputusan harus dibuat mengenai pakaian, gaya rambut, make up, pemakaian kacamata untuk keamanan, dan lain-lain.
13. Parameter. Keputusan ini berkenaan dengan batasan, lebih tepatnya untuk hal-hal yang berhubungan dengan lokasi, waktu, postur, pakaian dan penampilan.
14. Suasana kelas. Suasana kelas berkenaan dengan kondisi afektif dan social yang berkembang dikelas. Kondisi ini dihasilkan dari penjumlahan total keputusan pada kategori
15. Evaluasi prosedur dan materi belajar. Keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan evaluasi yang akan digunakan pada set postimpact. Evaluasi seperti apa? Materi evaluasi dan criteria apa yang akan digunakan? Apakah mereka sejalan dengan tujuan pembelajaran? Bagaimana kualitas unjuk kerja yang diharapkan?
16. Lainnya. Anatomi merupakan struktur terbuka. Jika kategori eksklusif lain dapat teridentifikasi, maka kategori tersebut dapat dimasukkan kesini.
SET IMPACT
1. Mengimplementasikan dan menaati keputusan preimpact. Kategori ini mencakup keputusan mengenai bagaimana untuk bertindak pada keputusan di kategori
2. Penyesuaian keputusan. Karena perencanaan tidak selalu sempurna, masalah pasti terjadi. Ketika hal itu terjadi, maka penyesuaian keputusan perlu dilakukan. Ada dua pilihan:
• Identifikasi keputusan yang menyebabkan maslah, lakukan koreksi, dan lanjutkan kegiatan mengajar.
• Jika masalahnya berat, eliminasi kegiatan itu dan untuk menghemat waktu segeralah pindah ke aktifitas selanjutnya.
3. Lainnya. Model ini fleksibel.
SET POSTIMPACT
Set postimpact mencakup keputusan-keputusan yang berhubungan dengan mengevaluasi unjuk kerja dari tugas yang dilakukan selama set impact dan memilih umpan balik yang tepat untuk ditawarkan kepada siswa. Set ini juga mencakup keputusan mengenai evaluasi keharmonisan antara set preimpact dan impact (harapan dan tindakan).
Evaluasi ini menentukan apakah penyesuaian dibutuhkan untuk episode selanjutnya. Keputusan-keputusan ini dibuat pada rangkaian selanjutnya, rangkaian yang ada pada hamper seluruh prosedur evaluasi.
1. Mengumpulkan informasi mengenai unjuk kerja pada set impact. Ini dapat dilakukan dengan memantau, mendengarkan, menyentuh, mencium, dan lain-lain.
2. Menilai informasi yang berlawanan dengan criteria. Keputusan dibuat sewaktu membaandingkan dan membedakan unjuk kerja yang berlawanan dengan criteria, standar, dan model yang diharapkan.
3. Menyediakan umpan balik kepada siswa. Keputusan dibuat dengan mempertimbangkan bagaimana menyediakan umpa balik, yaitu informasi atau pertimbangan yang diberikan kepada siswa mengenai unjuk kerja mereka, dan mengenai peran siswa dalam membuat keputusan sendiri. Umpan balik dapat dilakukan secara langsung atau ditunda, dan umpan balik dapat dilakukan dengan menggunakan gerakan tangan, symbol, atau kata-kata. Semua mpan balik dapat dilakukan dengan salah satu dari keempat bentuk ini:
Pernyataan nilai. Bentuk umpan balik ini selalu meliputu sebuah kata (atau symbol) yang memproyeksikan nilai atau perasaan tentang unjuk kerja yang dilakukan siswa. Contohnya: “Kamu membuat puisi yang indah.” “Tugasmu dikerjakan dengan tidak maksimal.” “Eksperimennya dilakukan dengan sangat baik.”
Pernyataan korektif. Bentuk umpan balik ini digunakan kapanpun kesalahan dilakukan dan respon siswa salah. Umpan balik korektif mencakup satu atau dua hal berikut ini:
1. Pernyataan yang mengidentifikasi kesalahan.
2. Pernyataan tentang bagaimana membetulkannya. Contohnya: “kata kedua dan kelima pada kolom ini di eja dengan salah.” “Lima dikali tujuh bukan 36, tapi 35.”
Pernyataan netral. Bentuk umpan balik ini bersifat deskriptif dan faktual. Umpan balik ini tidak memngkoreksi atau menilai unjuk kerja: ini mengakui apa yang telah siswa lakukan. “Saya melihat kamu telah melengkapi tugasmu.” “Kamu telah mengikuti criteria menulis …..”
Pernyataan ambigu. Frase seperti “tidak jelek,””cukup bagus,” atau “lakukan lagi” dapat digunakan sebagai umpan balik. Kata-kata ini tidak menyampaikan informasi akurat tentang unjuk kerja yang telah dilakukan siswa. Umpan balik jenis ini bersifat ambigu.
Untuk lebih mengetahui keempat umpan balik ini dan artinya, seseorang harus memahami konotasi nada bicara yang digunakan, sama halnya dengan budaya dan karakteristik si pemberi dan penerima umpan balik. (Untuk analisis detil struktur umpan balik dan dampaknya pada perilaku mengajar dan belajar,
4. Respon pertanyaan. Keputusan mengenai bagaimana untuk merespon pertanyaan dibuat disini.
5. Menilai gaya mengajar yang dipilih. Keputusan dibuat berkenaan dengan efektifitas gaya mengajar yang digunakan pada suatu episode dan apa dampaknya pada siswa.
6. Menilai antisipasi gaya mengajar. Hubungannya dengan keputusan yang dibuat pada kategori sebelumnya (5), sebuah keputusan dibuat untuk mengetahui apakah siswa telah meraih tujuan dari suatu episode. Kategori 5 dan 6 menyediakan informasi yang berkenaan dengan keharmonisan antaea harapan dengan tindakan.
7. Penyesuaian. Berdasarkan penilaian dari setiap episode, keputusan yang akan dibuat berhubungan dengan penyesuaian yang diperlukan pada episode selanjutnya.
8. Lainnya. Model ini fleksibel.
Sekali lagi, ketiga set keputusan ini – set preimpact, impact, dan postimpact – mencakup Anatomi Setiap Gaya. Ini merupakan keputusan-keputusan yang selalu dibuat dalam setiap hubungan belajar – mengajar dan yang menguasai pelaksanaan dari setiap kegiatan mengajar. Dalam suatu waktu, keputusan ini dibuat dengan seksama; pada kesempatan lain, keputusan ini terlihat mewakili perilaku; di lain waktu, keputusan dihilangkan atau dibuat seadanya.
Dengan tidak menghiraukan kondisi itu, perilaku utama dalam mengajar merupakan tindakan pengambilan keputusan secara urut pada ketiga set Anatomi. Oleh karena tu, Anatomi Setiap Gaya adalah sebuah model universal yang merupakan pondasi dari semua pengajaran. Anatomi ini menggambarkan keputusan apa yang harus dibuat dalam berbagai model pengajaran, strategi, atau bahkan permainan yang bersifat mendidik.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas ada beberapa yang perlu kita simpulkan dari anatomi gaya mengajar yaitu:
Bagaimana kita mengidentifikasi gaya tertentu
Berapa banyak gaya yang ada
Bagaimana kita membedakan gaya satu dengan gaya lain
Dan bagaimana gaya satu berhubungan dengan gaya lain untuk membentuk kerangka komprehensif untuk semua pengajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar