Olahraga rekreasional pendakian gunung di Indonesia akhir-akhir ini mulai terasa hidup kembali. Setelah puncak prestasi pada pendakian gunung tertinggi di dunia Mt Everest yang dilakukan oleh Pasukan Khusus RI (Kopassus) bersama beberapa petualang Indonesia pada tahun 1997, yang selanjutnya mengalami penurunan drastis setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998.
Ini dibuktikan mulai adanya beberapa ekspedisi yang bertaraf internasional seperti yang dilakukan oleh beberapa wanita Indonesia berusia lebih dari empat puluh tahun dalam ekspedisi ke Kalapatar dan Mt Everest Base camp, Himalaya pada tahun 2006, dilanjutkan ke Mt Kilimanjaro di Afrika pada tahun 2009. Juga pada bulan November pada tahun 2010 ini yang rencananya akan menginjakan kaki di puncak gunung bersalju dengan ketinggian 6300 mdpl di Equador (Mt Shimborazho). Ditambah lagi dengan tersebar berita tentang pendakian tujuh puncak tertinggi (seven summits) oleh Wanadri dan Mapala UI, dan beberapa ekspedisi lainnya.
Sehingga kajian tentang aktivitas pendakian gunung khususnya dari aspek biomekanika latihan dan olahraganya menjadi sangat penting. Karena melalui kajian tersebut akan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap peningkatan kemampuan para pendaki sehingga dapat membantu mereka untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan
PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul terkait dengan tugas analisa gerak ini adalah; “Bagaimana teknik gerakan langkah pendakian yang baik untuk mengefisiensikan tenaga khususnya pada posisi telapak kaki terhadap permukaan pijakan dalam olahraga rekreasi mendaki gunung,?”
Jadi pembahasan dalam tugas ini dibatasi pada posisi telapak kaki yang tepat dalam setiap langkah pendakian sehingga menghasilkan pengeluaran tenaga yang lebih sedikit dibandingkan posisi yang lainnya.
PEMBAHASAN
BIOMEKANIK DALAM OLAHRAGA
Biomekanik terdiri dari dua kata; bio dan mekanik. Bio mengindikasikan bahwa biomekanik memiliki sesuatu yang dapat dilakukan dalam kehidupan atau sistem biologi. Sementara kata mechanics mengindikasikan bahwa biomekanik memilki sesuatu yang dapat dilakukan melalui analisa terhadap gaya dan efek-efeknya. Jadi, biomkenika adalah suatu studi tentang gaya (forces) dan efek-efeknya dalam sistem kehidupan. Definisi ini sangat persis dengan apa yang diungkapkan oleh Herbert Hatze pada tahun 1974: “Biomekanik adalah sutau studi terhadap struktur dan fungsi sistem biologi melalui metode mekanikanya.
Tujuan paling utama biomekanika dalam latihan dan olahraga peningkatan kinerja (performance improvement) latihan dan olahraga melalui perbaikan atau peningkatan kualitas teknik gerakan dan cara berlatih (training). Melalui biomekanika para pelatih dan guru penjas dapat menentukan langkah-langkah apa yang dapat meningkatkan kinerja. Melalui analisa teknik gerakan yang dilakukan atlit, pelatih atau guru dapat mengidentifikasikan jenis pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan untuk peningkatan tekniknya.
Banyak orang yang yakin bahwa pencegahan terhadap cidera olahraga dan rehabilitasinya juga merupakan salah satu tujuan utama dari biomekanika latihan dan olahraga, melalui perbaikan teknik dan juga disain peralatan atau perlengkapan yang digunakan dalam latihan olahraga.
Jadi dapat disimpulkan tujuan dari biomekanik latihan dan olahraga adalah untuk peningkatan kinerja dan pencegahan cidera dalam latihan.
PRINSIP-PRINSIP MEKANIKA
Dalam olahraga, prinsip-prinsip mekanika tidak lebih dari aturan dasar mekanika dan fisika yang mempengaruhi setiap aksi yang dilakukan oleh atlit. Dalam hal ini selalu dikaitkan dengan gaya yang mempengaruhi aktivitas atlit. Ada banyak gaya yang berpengaruh terhadap tindakan atlit antara lain; gaya gravitasi, tekanan udara, dan gaya lainnya. Setiap gaya-gaya tersebut bertindak dengan cara yang berbeda-beda.
Gaya
Secara sederhana, sebuah gaya adalah sebuah dorongan atau sebuah tarikan. Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi, berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah. Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F singkatan dari Force. Satuan gaya dalam Satuan Internasional (SI) adalah Newton (N).
Gaya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu gaya-gaya internal dan gaya-gaya eksternal. Gaya-gaya internal adalah gaya-gaya yang dihasilkan oleh tubuh yang dikenakan pada benda atau objek lain, dalam hal ini otot dalam tubuh kita berfungsi sebagai gaya internal. Gaya-gaya eksternal adalah gaya dari luar tubuh atau gaya yang bekerja pada sebuah objek sebagai hasil dari interaksinya pada lingkungan sekitar. Gaya eksternal dibagi lagi menjadi gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh terjadi saat objek-objek saling bersentuhan. Gaya sentuh dapat dibagi menjadi beberapa komponen yaitu gaya normal dan gaya gesek. Gaya tak sentuh adalah gaya yang terjadi meskipun objek-objek tidak saling bersentuhan. Gaya tarik gravitasi bumi adalah salah satu gaya tak sentuh. Gaya tak sentuh lainnya meliputi gaya magnet dan gaya listrik.
Melalui keterangan tersebut di atas, maka pembahasan makalah analisa gerak ini khususnya tentang teknik gerakan langkah pendakian yang baik untuk mengefisiensikan tenaga khususnya pada posisi telapak kaki terhadap permukaan pijakan dalam olahraga rekreasi mendaki gunung. Gaya-gaya yang mempengaruhinya lebih dikhususkan pada gaya sentuh (normal dan gesekan) dalam gaya eksternal.
Gaya-gaya eksternal adalah gaya dari luar tubuh atau gaya yang bekerja pada sebuah objek sebagai hasil dari interaksinya pada lingkungan sekitar. Kita dapat mengklasifikasikan gaya eksternal sebagai gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh terjadi saat objek-objek saling bersentuhan. Objek yang saling kontak bisa jadi benda padat atau benda cair. Tahanan udara dan tahanan air adalah contoh dari gaya sentuh. Gaya-gaya sentuh biasa kita jumpai pada objek-objek padat, sebagai contoh pada saat berlari, untuk menggerakkan tubuh kita ke depan, maka kita harus melakukan kontak dengan tanah dan mendorongnya ke belakang. Gaya reaksi dari tanah mendorong kita dan membuat kita bergerak maju ke depan.
Gaya sentuh dapat dibagi menjadi beberapa komponen yaitu gaya normal dan gaya gesek. Kita akan membahas komponen pertama dari gaya normal, dimana istilah normal menunjukkan fakta bahwa garis kerja dari gaya ini tegak lurus pada permukaan bidang kontak. Selama melangkah lari, saat pelari mendorong kebawah dan kebelakang di atas tanah, gaya sentuh normalnya adalah komponen gaya yang bekerja ke atas pada pelari dan ke bawah pada tanah. Komponen kedua dari gaya sentuh disebut gaya gesek. Garis kerja gaya gesek adalah sejajar kedua permukaan bidang kontak dan menahan gerakan atau dorongan antar permukaan. Gaya gesek adalah penyebab utama bagi daya gerak manusia. Gaya gesek muncul dari hasil interaksi antara molekul-molekul permukaan bidang kontak. Saat gaya gesek bekerja di antara dua permukaan yang relatif tidak bergerak satu sama lain, hal ini disebut gaya gesek statis. Saat gaya gesek kering bekerja di antara dua permukaan yang relatif bergerak satu sama lain maka disebut juga gaya gesek kinetis. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat dari gaya gesek, antara lain adalah akibat adanya gaya gesek kita dapat berjalan di atas tanah dengan nyaman, jika tidak ada gaya gesek mustahil kita bisa berjalan karena kita pasti tergelincir.
Hukum Newton
Sir Isaac Newton, ilmuwan Fisika berkebangsaan Inggris berhasil menemukan hubungan antara gaya dan gerak pada tahun 1687. Dari hasil pengamatannya Newton merumuskan tiga hukum mengenai gaya dan gerak yang dikenal sebagai berikut:
• Hukum I Newton
Isi dari hukum ini adalah “Sebuah benda terus dalam keadaan diam atau terus bergerak dengan kelajuan tetap, kecuali jika ada gaya luar yang memaksa benda tersebut mengubah keadaan.” Hukum I Newton juga menggambarkan sifat benda yang selalu mempertahankan keadaan diam atau keadaan bergeraknya yang dinamakan inersia atau kelembaman. Oleh karena itu, Hukum I Newton dikenal juga dengan sebutan Hukum Kelembaman.
• Hukum II Newton
Isi dari hukum ini adalah “Benda akan mengalami percepatan jika ada gaya yang bekerja pada benda tersebut dimana gaya ini sebanding dengan suatu konstanta (massa) dan percepatan benda”.
• Hukum III Newton
Isi dari hukum ini adalah “Dua benda yang berinteraksi akan timbul gaya pada masing-masing benda yang arahnya berlawanan arah dan besarnya sama”. Dalam hukum ini dijelaskan mengenai aksi dan reaksi.
Melalui penjelasan tersebut di atas, terkait dengan analisa yang akan dibahas dalam makalah ini maka hukum newton yang akan digunakan adalah Hukum Newton III yaitu gaya yang dihasilkan oleh permukaan pijakan sebagai reaksi suatu aksi pijakan pendaki pada awal langkah pendakian.
ANALISA TEKNIK GERAKAN LANGKAH PENDAKIAN
Setiap langkah dalam medan pendakian sangatlah penting. Karena akan berpengaruh pada tenaga yang dikeluarkan oleh pendaki. Ribuan langkah yang dilakukan para pegiat olahraga rekreasional pendakian gunung ini akan berdampak pada ketahanan kinerjanya juga pada kemungkinan mengalami cidera atau kelelahan otot atau tidaknya. Perbaikan teknik melangkah dan posisi telapak kaki pada permukaan pijakan diharapkan dapat membantu mengefisiensikan konsumsi energi tersebut dan pencegahan cidera yang dapat menimbulkan masalah dalam pendakian.
Berikut cuplikan gambar dalam langkah pendakian yang baik dengan posisi telapak kaki yang sepenuhnya berada di permukaan pijakan:
Teknik Mekanika
1. Awal langkah mendaki yang baik adalah dengan meletakkan posisi telapak kaki secara keseluruhan pada permukaan pijakan 1. Semakin bertambahnya gaya gesek pada permukaan pijakan akan membantu efisiensi tenaga/gaya dorong yang dilakukan untuk penempatan kaki berikutnya.
2. Kaki yang berada pada posisi atas melakukan aksi untuk memindahkan posisi berat badan dalam kondisi seimbang (Stability) 2. Gaya yang bekerja pada permukaan telapak kaki (pada posisi pijakan di atas) akan membantu tubuh untuk tetap bertahan pada posisinya sehingga daya dorong yang dilakukan oleh kaki selanjutnya dapat maksimal
3. Kaki yang berada di permukaan pijakan yang lebih rendah mulai beraksi secara cepat untuk menempatkan diri pada pijakan berikutnya pada posisi yang lebih tinggi 3. Kecepatan gerak pada kaki selanjutnya membantu pengurangan beban kaki yang berada di atasnya
4. Penempatan posisi kaki berikutnya menjadi konsentrasi selanjutnya sehingga posisi badan berada dalam kondisi istirahat 4. Peralihan konsentrasi pada kaki berikutnya akan membantu proses peralihan pusat beban dengan baik
5. Posisi kedua telapak kaki berada pada kondisi normal 5. Kedua telapak kaki menjadi tumpuan beban massa tubuh dan gaya gravitasi
Perhatikan pada gambar berikut dengan posisi penempatan telapak kaki yang salah saat menempatkannya pada permukaan pijakan
A.Kesimpulan
Teknik pendakian gunung khususnya pada setiap langkah pendakian sangatlah penting untuk diperhatikan. Kesahan teknik yang dilakukan terus menerus akan mengakibatkan pada penggunaan energi yang berlebihan dan kemungkinan cidera yang akan terjadi. Kajian tentang langkah pendakian secara mekanika merupakan kajian yang sangat penting sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi dnegan baik secara ilmiah.
Pengaruh gaya eksternal khususnya dalam gaya gesek yang juga disana berlakuk hukum newton III menjadi landasan analisa gerak secara mekanis dalam tulisan ini. Reaksi yang dilakukan oleh permukaan pijakan sebagai akibat dari aksi yang dilakukan para pendaki pada setiap langkah awal pijakannya dapat membantu memberikan stabilitas dan pengurangan konsumsi tenaga yang harus dilakukan pada tahap langkah kaki berikutnya. Selain itu juga dapat memberikan beban massa tubuh yang cukup merata sehingga dapat mencegah terjadinya cidera pada tungkai dan lutut pendaki.
B.Saran
Diharapkan penulis dan juga bagi rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Olahraga yang membuat atau membaca tulisan ini dapat melengkapinya dengan analisa yang lebih mendalam dan detail sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah yang dapat dijadikan sumber yang baik dalam peningkatan teknik pendakian gunung.
Daftar pustaka
1. Gerry Carr, Sport Mechanics for Coaches, second edition, USA: Human Kinetics, 2004
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_(fisika). 3 June 2010 by Google Search
3. Kuswahyudi, Karsono, & Krismaryadi, Force (Gaya), Tugas Makalah Biomekanik, Jakarta: Pendidikan Olahraga, PPS – UNJ, 2010
4. Peter M. McGinnis, Biomechanics of Sport and Exercise, second edition, USA: Human Kinetics, 1998
5. Soedarminto, Kinesiologi, Jakarta: Depdikbud Dirjen DIKTI, 1992
6. Wasis, Ilmu Pengetahuan Alam SMP & MTs Kelas VIII, Jawa Barat: Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar