belajar untuk meraih miimpi...

wen assallamualaikum..

KONSEP BELAJAR MOTORIK

1. KONSEP BELAJAR
a. Cognitive Vield.
Dari Perspektif kognitif, belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang yang memberikan kapasitas untuk menunjukkan perubahan perilaku. Struktur mental ini meliputi pengetahuan, keyakinan, keterampilan, harapan dan mekanisme lain dalam ”Sipemelajar”. Teori cognitive field yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (1892-1947) dalam Khadijah menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan dalam struktur kognitif. Artinya apabila seseorang belajar maka akan bertambah pengetahuannya.
b. Connectionisme
Belajar connectionisme di temukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949). Menurut Thorndike yang dikutip oleh Khadijah menjelaskan bahwa seluruh kegiatan belajar didasarkan pada jaringan asosiasi atau hubungan (bonds) yang dibentuk antara stimulus dan respon. Teori ini juga disebut trial and error learning. Hal ini karena hubungan yang terbentuk antara stimulus dan respon tersebut timbul terutama melalui trial and error, yaitu suatu upaya mencoba berbagai respon untuk mencapai stimulus meski berkali-kali mengalami kegagalan.
2. KONSEP BELAJAR GERAK
a. Cheryl A. Coker, Motor Learning and Control For Practitioners
Belajar gerak adalah suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia.
Kedua ilmu yang terkait yakni motor learning dan motor control perlu dikembangkan dan saling melengkapi tentang pemahaman tentang konsep keterampilan motorik. Dari pemahaman tersebut dapat menyediakan bagaimana praktisi pergerakan manusia dengan fundamental pengetahuan tidak hanya menjelaskan dengan teori tentang perilaku gerak manusia, namun didalam pemahaman tersebut menyediakan pembelajaran yang efektif dalam perancangan praktek yang optimal dan bagaimana pula tahap rehabilitasi dan pengalaman dalam pelatihan hal tersebut.
b. Anne Shumway-Cook & Marjorie H.Woollacott, Motor Control Theory and Practical Applications
Belajar gerak adalah proses memperoleh pengetahuan, satuan proses dihubungkan dengan praktek atau pengalaman yang mendorong kearah perubahan yang secara relative permanen dalam kemampuan untuk menghasilkan gerak yang terampil. Defenisi ini mencerminkan 4 konsep yakni : (a). pelajaran adalah suatu proses dari memperoleh kemampuan untuk suatu gerak yang terampil, (b). pelajaran diperoleh dari suatu pengalaman atau praktek, (c). pelajaran tidak bisa diukur secara langsung sebagai gantinya inti dari perilaku, (d). hasil belajar yang secara relative perubahan permanen dalam perilaku, perubahan tidak terhadap pemikiran belajar, (Schmidt,1988).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan tentang konsep belajar motorik (motor learning), yakni : bahwa gerak yang timbul akibat adanya respon dan stimulus artinya manusia akan bergerak karena menginginkan sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkannya, melakukan gerak yang efektif dan efesien dalam mencapai tujuan. Selanjutnya dalam melakukan gerak memerlukan koordinasi gerak yang benar, aspek-aspek yang dilibatkan dalam koordinasi seluruh anggota tubuh sehingga dapat bekerja sama dengan baik.
3. KONSEP GERAK MANUSIA
a. Konsep gerak manusia menurut Cheryl
Model Fitts dan Posner yang dikutip oleh Cheryl mengemukakan bahwa dalam pembelajaran gerak terjadi 3 tahapan yakni :
 Tahap kognitif, pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari sedangkan penguasaan gerakan belum baik masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Proses belajar diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Pelajar berusaha mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang telah dipelajari sebelumnya kepada bentuk keterampilan yang dihadapinya sekarang.
 Tahap asosiasi, pelajar sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat. Kemampuan untuk mengenali kesalahan gerak sangat diperlukan untuk peningkatan penguasaan gerak. Dengan tetap mempraktikkan berulang-ulang, gerakan akan menjadi lebih efisien, lancar dan sesuai dengan keinginan.
 Tahap Otomatis, pelajar menguasai keterampilan gerakan secara otomatis. Pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpangaruh walaupun pada saat melakukan gerakan pelajar harus memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan. Untuk mencapai tahap otomatis diperlukan belajar dan latihan berulang-ulang.
Keterampilan gerak bisa diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Semakin baik penguasaan keterampilan gerak, maka pelaksanaannya akan semakin efisien.
b. Konsep gerak manusia menurut Gallahue
Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan.
Berdasarkan stabilitas lingkungan, keterampilan gerak bisa dikategorikan menjadi 2 yaitu :
 Open motor skill adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungan. Contoh : sepeda gunung. Pelaku dipaksa mengamati kondisi jalan, kecepatan, arah dan keseimbangannya.
 Closed motor skill adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah dan stimulus gerakan timbul dari dalam diri pelaku sendiri.
Contoh : roll belakang. Pelaku memulai setelah siap untuk melakukannya dan bergerak sesuai apa yang direncanakan.
c. Konsep gerak manusia menurut Anne Shumway-Cook
Berdasarkan perbedaan gerakan, keterampilan gerak bisa dikategorikan menjadi 3 yaitu :
 Discrete motor skill adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan sacara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. Contoh : roll depan 1x. titik awal gerakan pada saat pelaku jongkok dan meletakkan kedua telapak tangan dan tengkuk pada matras, sedangkan titik akhir saat pelaku dalam posisi jongkok kembali.
 Serial motor skill adalah keterampilan gerak discrete yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contoh : roll depan beberapa kali.
 Continuous motor skill adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Contoh : tennis. Titik awal dan titik akhir gerakan tidak mudah untuk diketahui karena merupakan rangkaian dari bermacam-macam gerakan.
4. PERKEMBANGAN MOTORIK
a. Periode, Fase dan Tahap Perkembangan Motorik menurut Gallahue.
PERIODE FASE TAHAP
Janin – 4 bulan Fase Gerak Fundamental Penguraian informasi
4 Bulan – 1 Thn Penerimaan informasi
Lahir – 1 Thn Fase gerak belum sempurna Hambatan refleks
1 – 2 Thn Prakontrol
2 -3 Thn Fase gerakan dasar Tahap Awal (Initial)

4 – 5 Thn Tahap Sederhana (Elementary

6 – 7 Thn Tahap Kematangan (Mature)

7 – 10 Thn Fase gerak khusus Tahap peralihan
11 – 12 Thn Tahappenerapan
14 Thn Ke atas Tahap pemantapan/pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.


b. Karakteristik Anak
Anak laki-laki dan perempuan bersifat sebangun di dalam pola pertumbuhan mereka, dengan pola pertumbuhan anggota tubuh (seperti lengan, tungkai) menjadi lebih cepat dari pertumbuhan bagian togok sepanjang masa anak-anak. Karakteristik Masa Anak-anak (anak besar) usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan Implikasi Program Perkembangan Gerak
 Karakteristik Perkembangan Fisik dan Gerak
1. Anak laki;laki dan perempuan memiliki tinggi badan sekitar 44 sampai 60 inci (111,8-152,4 cm) dan memiliki berat badan 44 sampai 90 pounds (20.0-40.8 kg)
2. Pertumbuhan melambat, terutama dari usia 8 hingga terakhir dari periode ini. Ada saat pertumubuhan melambat tetapi masih ada kenaikan-kenaikan, tidak seperti keuntungan kecepatan penambahan tinggi dan berat selama masa pra-sekolah.
3. Tubuh mulai bertambah tinggi, dalam satu tahun tingginya bertambah dari 2 sampai 3 inci (5.1-7.6 cm) dan dalam satu tahun berat badan bertambah dari 3 sampai 6 pounds (1.4-2.7 kg).
4. Cephalocaudal (dari kepala ke kaki) dan proximodistal (pusat ke batas luar) prinsip-prinsip dari perkembangan di mana pada kenyataannya otot-otot yang besar dari tubuh itu lebih cepat perkembangannya dibanding otot-otot yang kecil.
5. Anak perempuan secara umum sekitar satu tahun di depan anak laki-laki di dalam perkembangan fisiologis, dan membedakan minat mulai muncul pada akhir periode ini.
6. Pilihan tangan adalah sekitar 85 persen lebih menyukai tangan kanan dengan dibentuk kuat dan sekitar 15 persen yang lebih menyukai tangan kiri
7. Waktu untuk bereaksi melambat, menyebabkan kesukaran mata menyampaikan dan memandang koordinasi kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka secara umum lebih mapan.
8. Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat besar.
9. Mekanisme-mekanisme perceptual visual secara penuh dibentuk/mapan pada akhir periode ini.
10. Anak-anak memiliki penglihatan jauh selama periode ini dan secara umum tidak siap bagi periode untuk pekerjaan yang dekat .
11. Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi menjadi baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini.
12. Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan menjadi modal untuk dikembangkan.
13. Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti memvoly atau membentur bola yang di berdirikan dan melempar memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan.
14. Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak dasar murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam kepemimpinan permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis.
 Karakteristik-Karakteristik Perkembangan ditinjau dari Ranah Kognitif
1. Tahap perhatian adalah secara umum masih singkat pada awal periode ini, tetapi secara berangsur-angsur akan meluas. Bagaimanapun juga, anak laki-laki dan perempuan dari usia ini akan sering kali memanfaatkan jam untuk aktivitas yang menjadi minat besar mereka.
2. Mereka bersiap-siap untuk belajar dan untuk menyenangkan orang dewasa (orang di sekitarnya), tetapi mereka masih membutuhkan bantuan dan bimbingan di dalam membuat keputusan-keputusan.
3. Anak-anak mempunyai imajinasi yang baik dan penampilan kreatif yang sangat baik; bagaimanapun rasa malu kelihatan untuk menjadi suatu akhir dari periode ini.
4. Mereka sering tertarik akan televisi, komputer-komputer, game-game video, dan membaca.
5. Mereka tidak mampu berpikir abstrak dan sukses terbaik dengan contoh-contoh nyata dan situasi-situasi selama permulaan dari periode ini. Lebih banyak kemampuan-kemampuan teori abstrak bersifat jelas pada akhir periode ini.
6. Anak-anak dengan beralasan curiga dan ingin mengetahui "mengapa."
 Karakteristik Perkembangan ditinjau dari Ranah Afektif .
1. Minat dari anak laki-laki dan anak perempuan bersifat sebangun pada awal periode ini tetapi segera mulai untuk berbeda/ menyimpang.
2. Anak adalah berpusat pada diri sendiri dan bermain dengan kurang baik di dalam kelompok-kelompok yang besar untuk periode waktu yang lama selama tahun yang utama, situasi-situasi kelompok kecil dengan ditangani dengan baik.
3. Anak sering agresif, membual, kritis, reaksi yang berlebih, dan menerima kekalahan dan memenangkan dengan kurang baik.
4. Ada satu tidak konsisten tingkat kedewasaan; anak itu sering lebih sedikit bersikap dewasa di rumah dibanding di sekolah.
5. Anak mau mendengarkan yang berwibawa, "adil" hukuman, disiplin, dan penguatan.
6. Anak-anak bersifat ingin/gembira dan senang bertualang untuk dilibatkan dengan seorang teman atau kelompok para teman di dalam "berbahaya" atau "rahasia" aktivitas.
7. Konsep diri anak terbentuk menjadi lebih kuat/mapan.







8. GARIS-GARIS BESAR STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR UNTUK SD.
Kelas I, Semester 1
Standar Kompetensi : 1. Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/ aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Periode/ Kelas Phase/ Fase Stage/Tahap Karakteristik

1.1 Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri Gerak dasar lokomotor 6 - 7 tahun
Kelas 1 SD Fase gerakan dasar
Tahap kematangan (Mature)








• Berjalan ke depan, belakang, samping langkah panjang dan langkah pendek
• Berjalan dengan ujung kaki dan tumit
• Berlari ke depan, ke belakang, dan ke samping
• Melakuka gerakan berlari dengan langkah panjang dan pendek
• Melakukan gerakan melompat ke depan, ke belakang dan ke samping
• Melakukan gerakan melompat dengan satu kaki atau dua kaki

Kelas 4 Semester 1.
Standar Kompetensi : 1. Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Periode/ Kelas Phase/ Fase Stage/Tahap Karakteristik

1.1.Mempraktikkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportivitas, dan kejujuran Permainan bola kecil / kasti 7– 10 tahun
Kelas 4 SD Fase gerakan khusus
Tahap peralihan








• Melambungkan bola dengan berbagai arah dan kecepatan
• Melemparkan bola dengan berbagai variasi arah dan kecepatan
• Menangkap bola dengan berbagai variasi arah dan kecepatan
• Memukul objek yang dilambungkan /dilemparkan dari berbagai arah dan jarak.
• Menjelaskan peraturan permainan kasti .
• Bermain kasti dengan peraturan yang dimodifikasi.