belajar untuk meraih miimpi...

wen assallamualaikum..

Senin, 21 Juni 2010

PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN KOGNITIF

A. Pendahuluan
Dalam penulisan makalah ini saya akan membahas tentang pembelajaran menurut aliran kognitif, yang mana dalam pembelajaran kognitif menitik beratkan belajar aktif, belajar lewat interaksi social, belajar lewat pengalaman pribadi ini di kemukakan oleh jean piaget. Aliran kognitif berjalan dengan baik dan sekerang ini diterapkan seperti pada kurikulum berbasis tujuan pendidikan yang mana didalamnya mempunyai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi siswa di tuntut untuk aktif di dalam kelas ini merujuk pada pembelajaran menurut aliran kognitif yang menjadikan siswa dapat aktif di dalam proses pembelajaran karena di dalam pembelajarannya guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa di sini tidak menjadi objek pembelajaran akan tetapi siswa sebagai subjek dari pembelajaran
Pembahasan ini sangat penting karena mengingat proses belajar yang terjadi didalam kelas berlangsung dalam proses komunikasi yang berisi pesan-pesan yang berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan keterampilan yang sering digunakan dalam sehari-hari. Proses pembelajaran dituntut untuk secara aktif berpartisipasi. Keaktifan berpartisipasi ini memberikan kesempatan yang luas mengembangkan potensi, bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
B. Pembahasan
Teori belajar kognitif menekankan pada cara – cara seseorang menggunakan pikirannya untuk beajar, mengingat, dan menggunakan pengetahuan yang telah di peroleh dan disimpan dalam pikranya secara efektif. Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor intern itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan tersebut teori belajar psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses perfungsian kognisi, terutama unsur pikiran, dengan kata lain bahwa aktivitas belajar pada diri manusia ditetankan pada proses internal dalam pikiran yakni proses pengolahan informasi .
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas” .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Manusia sebagai makhluk yang aktif berinteraksi dengan lingkungan. Umumnya, setiap orang tidak hanya aktif menerima sesuatu dari lingkungan, melainkan mereka berusaha memberikan perubahan pada lingkungannya. Dalam situasi pembelajaran, seseorang terlibat secara langsung guna memperoleh pemahaman (insight) untuk memecahkan persoalan. Perilaku seseorang tergantung pada pemahaman di mana keseluruhan lebih bermakna dari pada unsur-unsur. Aliran ini menekankan, apa yang dimiliki seseorang tergantung kepada aktivitasnya, mementingkan keseluruhan (holistik), kondisi kekinian, serta pembentukan struktur kognitif dan pemahaman. Ada beberapa teori dalam belajar antara lain :
a. Teori Belajar Gestalt
Teori ini dikembangkan antara lain oleh yaitu Kurt Koffka, Wolfgang Kohler dan Wertheimer. Pengamatan adalah pintu pengembangan kognitif. Beberapa hukum gestalt dalam pengamatan adalah :
1) Hukum Pragnanz, yang mengatakan bahwa organisasi psikologis selalu cenderung ke arah yang bermakna atau penuh arti (pragnanz)
2) Hukum kesamaan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk gestalt (keseluruhan)
3) Hukum kecenderungan mengatakan bahwa hal hal yang berdekatan cenderung berbentuk gestalt.
4) Hukum ketertutupan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk gestalt.
5) Hukum kontinuitas yang mengatakan bahwa hal-hal yang berkesinambungan cenderung membentuk gestalt .
Belajar pada hakikatnya adalah melakukan perubahan struktur kognitif. Selain pengamatan, kaum gestalt menekankan bahwa belajar pemahaman merupakan bentuk utama aliran ini. Kondisi pemahaman tergantung pada :
a) Kemampuan dasar seseorang
b) Pengalaman masa lampau yang relevan
c) Pengaturan situasi yang dihadapi
d) Pemahaman didahului oleh periode mencari atau coba-coba
e) Adanya pemahaman dalam diri individu menyebabkan pemecahan masalah dapat diulang dengan mudah.
f) Adanya pemahaman dalam diri individu dapat dipakai menghadapi situasi lain atau transfer dalam belajar.
b. Teori Belajar Cognitive Field
Teori belajar yang dikembangkan oleh Curt Lewin disebut cognitive field atau teori medan. Lewin menambah unsur baru dari teori belajar gestalt. Menurut Lewin, individu berada dalam suatu medan kekuatan psikologis. Individu bereaksi dengan life space (Ruang Hidup) yang mencakup perwujudan lingkungan di mana siswa bereaksi dengan orang-orang yang ditemui, obyek material yang dihadapi serta fungsi-fungsi kejiwaan yang dimiliki.
Menurut Lewin belajar terjadi akibat adanya perubahan struktur kognitif. Perubahan kognitif adalah hasil dari dua macam kekuatan yaitu struktur medan kognitif dan motivasi internal individu. Beberapa hal baru yang ditambahkan Lewin mengenai belajar .
1) Belajar adalah pengubahan struktur kognitif
Menurut Lewin, pemecahan masalah dapat terjadi bila struktur kognitif diubah.
2) Peranan hadiah dan hukuman
Lewin memberi peranan yang cukup besar pada motivasi melalui hadiah dan hukuman, namun keduanya menjadi sarana efektif bila dipakai dengan tepat
3) Sukses dan Gagal
Pengalaman sukses dan gagal memberi pengaruh kepada individu dalam belajar. Pada umumnya individu yang mencapai sukses akan berusaha belajar lebih maju lagi. Sebaliknya seseorang yang merasa gagal semangat belajarpun menurun.
4) Taraf Aspirasi
Pengertian aspirasi di sini berkaitan dengan kesuksesan dan kegagalan di atas. Bagi seseorang, prestasi rata-rata sudah dianggap baik sedangkan yang lain tidak demikian.

c. Teori Belajar Cognitive Developmental
Jean Piaget memandang bahwa proses berfikir sebagai kegiatan bertahap dari fungsi intelektual yang dimulai dari yang konkrit menuju ke abstrak. Teori ini dinamakan cognitive developmental. Menurut Piaget inteligensi terdiri dari tiga aspek yaitu :
1) Struktur yaitu pola prilaku yang dapat diulang untuk menghadapi masalah.
2) Isi yaitu pola prilaku yang khas ketika individu menghadapi sesuatu masalah
3) Fungsi yaitu cara seseorang mencapai kemajuan intelektual. Fungsi ini mempunyai dua variasi yakni :
a) Organisasi, berupa kecakapan seseorang dalam bentuk sistem yang koheren
b) Adaptasi, berupa kecakapan individu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan , meliputi asimilasi dan akomodasi.
Jean Piaget juga mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran yaitu :
a) Belajar Aktif
Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, missal melakukan percobaa, manipulasi symbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, setelah tiu membandingkan dengan miliki temannya.
b) Belajar Lewat Interaksi sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang dimungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama, baik diantara sesame, anak-anak, maupun dengan orang dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Dengan adanya interaksi social dengan lingkunganya siswa akan mengetahui keadaan yang sebenarnya di masyarakat dengan demikian akan dapat mengembangkan kognitif anak.
c) Belajar Lewat Pengalaman Sendiri
Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari siswa tersebut. Dengan lewat pengalaman yang sudah di lingkunagnya dia dapat menghubungan materi yang diberikan dengan pengetahuannya sendiri yang koheren dengan materi yang sudah ada.
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory) Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu . Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi. Menurut Piaget ada tiga perbedaan cara berfikir yang merupakan prasyarat perkekmbangan operasi formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika, praoprasional pikiran anak-anak, dan operasi nyata anak-anak dewasa.
Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :
1) Lingkungan fisik
2) Kematangan
3) Pengaruh sosial
4) Proses pengendalian diri (equilibration)
(Piaget, 1977)
Untuk Tahap perkembangan kognitif terbagi menjadi empat yaitu :
1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)
2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)
3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)
4) Periode operasi formal
Pada intinya pembelajaran aliran kognitif ini memiliki asumsi – asumsi yaitu:
• Aliran ini melihat pembelajaran sebagai suatu proses internal yang melibatkan ingatan, pemikiran, refleksi, abstraksi, motivasi, dan metakognisi.
• Aliran ini memahami pentingnya perbedaan individu dan mencakup keragaman strategi belajar
Dalam belajar, seseorang perlu diberi suatu bidang yang belum diketahui agar siswa dapat belajar, karena siswa tidak dapat belajar hanya dari apa yang sudah diketahuinya saja akan tetapi harus ada ketiga prinsip yang dikemukakan oleh jean piaget. Daerah baru yang belum diketahui akan mendorong seseorang mengadakan kegiatan belajar atau melakukan akomodasi . Situasi itulah yang akan mempermudah pertumbuhan kognitif individu. Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah guru harus memfasilitasi, agar pembelajaran dapat mengembangkan berpikir logis.
d. Teori Belajar Discovery Learning
Jerome Bruner menyebut teori ini discovery learning. Ide pokok dari teori Bruner diangkat dari teori Piaget yang mengatakan bahwa seseorang harus berperan aktif dalam belajar. Oleh karena itu Bruner menggambarkan discovery learning dengan pemberian kesempatan kepada seseorang untuk menjadi problem solver. Biarkan seseorang menemukan arti bagi dirinya sendiri dan memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri. Beberapa prinsip belajar menurut paham ini .
1) Adanya suatu kenaikan potensi intelektual
2) Ganjaran (hadiah) intrinsik lebih ditekankan dibandingkan dengan ekstrinsik
3) Seseorang yang mempelajari bagaimana menemukan berarti seseorang menguasai metode belajar penemuan
4) Seseorang lebih senang mengingat-ingat informasi.

C. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk yang aktif berinteraksi dengan lingkungan. Umumnya, setiap orang tidak hanya aktif menerima sesuatu dari lingkungan, melainkan mereka berusaha memberikan perubahan pada lingkungannya.
Menurut jean piaget ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :
1) Lingkungan fisik 3) Pengaruh sosial
2) Kematangan 4) Proses pengendalian diri (equilibration)
Jean Piaget juga mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran yaitu :
1) Belajar Aktif
2) Belajar Lewat Interaksi Sosial
3) Belajar Lewat Pengalaman Sendiri
Menurut Lewin belajar terjadi akibat adanya perubahan struktur kognitif. Perubahan kognitif adalah hasil dari dua macam kekuatan yaitu struktur medan kognitif dan motivasi internal individu.

D. Saran
Setelah berbagai penjelasan tentang teori belajar kognitif tersebut di atas. Untuk itu kami menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Guru pendidikan jasmani hendaknya banyak melaksanakan dengan pendekatan, teknik, metode ataupun model pembelajaran sebagai bentuk modifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani
2. Model pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat diterapkan dalam pendidikan jasmani untuk semua jenjang
3. Guna menunjang aktivitas dalam pendidikan jasmani sarana dan prasaran hendaknya disediakan sekalipun dalam memodifikasi pembelajaran dapat menggunakan peralatan yang sederhana, yang penting semua siswa harus beraktivitas jasmani selama pelajaran berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Atherton J S (2005) Learning and Teaching: SOLO Taxonomy [On-line] UK: Available: http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htm Accessed: diakses tanggal 17 January 2009.
Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy. New York: Academic Press
Biggs, J. B. and Collis, K. F. (1991). Multimodal learning and the quality of intelligent behaviou. In H.Rowe (ed.).
Crowley, L Mary.(1987). “The Van Hiele Model of the development of Geometric Thought.” Dalam Learning and teaching Geometry, K-12. National of Teacher of mathematics (NCTM). United State of America.
Erlina A, Chatarina dkk.2006.Psikologi Belajar.Unnes Pers.Semarang
Karso, et.al.(1993). Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Depdikbud.
Sugandi, Akhmad dkk.2006.Teori Pembelajaran.Unnes Pers. Semarang
Suherman, Erman & Winataputra, Udin S. (1992). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Depdikbud. Jakarta.
Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
http://www.isi-ska.ac.id Jenis Aliran Pemikiran
www.unpad.ac.d Teori pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar