Konsep Dasar Mekanika
1. Abduksi : gerakan ke samping yang menjauhkan diri dari bidang median (tengah).
2. Adduksi : gerakan yang berlawanan dengan abduksi, anggota badan mendekatkan diri ke tengah.
3. Amplitudo : tingginya hasil pantulan.
4. Articula cartilage : sambungan secara tidak langsung pada ujung-ujung tulang diliputi oleh jaringan rawan.
5. Asas Bernouille : makin besar gaya angin atau makin besar tekanan dinamisnya, maka perbedaan tekanan statis yang diakibatkannya akan semakin besar.
6. Bidang frontal : bidang yang sejajar dengan bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian, yakni bagian depan (ventral) dan bagian belakang (dorsal).
7. Bidang sagital : bidang yang sejajar dengan bidang yang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.
8. Bidang transversal : bidang yang memotong panjang tubuh secara melintang dan membagi tubuh menjadi dua bagian, atas dan bawah.
9. Beban (weight) : merupakan gaya berat yang bekerja pada titik beratnya, dan arahnya selalu tegak lurus ke bawah.
10. Berat jenis suatu benda ialah perbandingan antara gaya berat dan gaya apung dari benda tersebut.
11. Boundary layer : Bila bolanya lebih besar dan dilempar dengan kecepatan yang tinggi, maka udara yang menerpa permukaan bola pada batas-batas tertentu akan terganggu.
12. Daya ledak/power : besarnya kekuatan yang dikerahkan dengan kecepatan.
13. Distorsi : tekanan terhadap suatu benda dan berubah bentuk.
14. Dissipasi : menyebabkan getaran yang dihasilkan vibrasi mendekati berhenti.
15. Dorsal : sisi belakang atau punggung (posterior)
16. Dyarthrose : sambungan tulang-tulang secara tidak langsung.
17. Elastisitas : menunjukkan kemampuan otot untuk memendek kemballi kepanjang semula, setelah dilakukan peregangan.
18. Eksetensi : gerakan dimana sudut dari sumbu longitudinal yang satu terhadap yang lain diperbesar.
19. Eversi : lawan dari inversi. Gerakan dari kaki, dimana sisi bagian dalam kaki terangkat dan telapak kaki mengarah ke luar.
20. Eksitabilitas/Iritabilitas : kemampuan otot untuk menerima/merespon suatu rangsangan (kepekaan otot).
21. Ekstensibilitas : menunjukkan kemampuan otot untuk diregang, sehingga menjadi lebih panjang daripada panjang semula (streched).
22. Gaya : sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan keadaan (dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, perubahan panas atau perubahan kecepatan).
23. Gaya magnus : akibat dari peristiwa tersebut, tekanan statis di lapisan atas menjadi positif sedang dilapisan bawah negatif. Terjadilah gaya dari tekanan yang positif ke negatif atau dari atas ke bawah.
24. Gaya postulat : gaya yang menyebabkan gerakan positif atau gerak laju.
25. Gaya propulsive : gaya memindahkan badan/tubuh, atau gaya laju atau Internal Muscular Forces.
26. Gaya resistance : gaya tahanan yang dilawan.
27. Gaya Sentrifugal : gaya yang mengarah ke luar dari putaran, dan merupakan kecenderungan alamiah untuk menempuh garis lurus.
28. Gaya Sentripetal : gaya yang bekerja ke arah pusat lingkaran dan memaksa terjadinya gerak anguler.
29. Gaya tahanan : gaya yang menyebabkan gerakan negatif atau hambatan gerak (drag).
30. Gesekan atau friction : tahanan yang disebabkan oleh adanya kontak dua permukaan.
31. Gerak : Sesuatu yang essensial dalam kehidupan setiap orang.
32. Gerak Lanjut (followthrough) : sifat-sifat yang terdapat dalam Hukum Newton I, gerakan melempar, menolak (tolak peluru), menendang dan servis. Misalnya sekali tubuh dan anggota tubuh bergerak maka ia akan cenderung bergerak terus.
33. Gerak lengkung/proyektil : suatu bola yang dilempar menyudut akan menempuh lintasan yang melengkung (curvilinier). Gerak lengkung yang terbentuk karena gaya gravitasi, lintasannya disebut parabola.
34. Gerak lurus : gerak dengan lintasan lurus (linier movement).
35. Gerak lurus beraturan : gerak dengan lintasan yang lurus dan kecepatan yang tetap (konstan).
36. Gerak putar : gerak dari suatu benda yang berputar pada titik pusat/poros (axis/centre).
37. Gerak translasi : menurut kedudukan dari setiap titik benda satu terhadap yang lain selama bergerak. Beberapa gerak translasi yakni : (a). gerak translasi menurut garis lurus dan (b). gerak translasi menurut garis lingkar.
(a). Gerak translasi menurut garis lurus, misalnya saat bergeser melakukan ’shift’, tolak peluru, atau ’glade’ pada kerja kaki (foot work) petinju. Gerakan yang diperlukan untuk memanipulasi bola (sepak bola, hoki, bola voli), saat mengoper bola kepada teman agar arahnya tepat, harus dilakukan dengan gerak translasi.
(b). Gerak translasi menurut garis lingkar, contohnya adalah gerak dari kaki pada waktu mengayuh sepeda.
38. Hukum Akselerasi disebut juga hukum newton II : percepatan yang diterima oleh sebuah benda/badan berbanding lurus dengan kekuatan yang menyebabkannya.
39. Hukum Archimedes : Bila sebuah benda berada dalam air, ia akan mendapat tekanan keatas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut.
40. Hukum Hooke : besarnya gaya elastis berbanding lurus dengan perpanjangan yang diakibatkannya.
41. Hukum kesetimbangan I : tubuh selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat tubuh tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya.
42. Hukum kesetimbangan II : stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya.
43. Hukum kesetimbangan III : stabilitas berbanding lurus dengan berat badan/tubuh.
44. Hukum kesetimbangan IV : stabilitas berbanding lurus dengan jarak horizontal dari titik berat terhadap sisi bidang tumpuan ke arah mana benda bergerak.
45. Hukum kesetimbangan V : stabilitas berbanding terbalik dengan jarak vertikal dari titik berat terhadap bidang alasnya. Artinya makin besar jarak vertikalnya, makin kecil stabilitasnya; sebaliknya makin kecil jarak vertikalnya, makin besar stabilitasnya.
46. Hukum Newton I : setiap benda/tubuh selalu dalam keadaan diam atau selalu dalam keadaan bergerak lurus beraturan, kalau terhadap benda/tubuh tersebut tak ada sebab-sebab yang mempengaruhinya.
47. Hukum Newton II : Besaran dan arah perubahan gerak/percepatan benda sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja pada benda tersebut”.
48. Hukum Newton III : Setiap aksi selalu akan menimbulkan reaksi yang sama besar dengan arah yang berlawanan.
49. Impact : momentum benda satu membentur benda yang lain.
50. Implus : pengerahan kekuatan atau kejutan kekuatan atau momentum kekuatan.
51. Indifferent/Neutral : suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan Indifferent atau Neutral, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh relatif kecil) kesetimbangannya berubah (tidak hilang) atau dalam kesetimbangan baru.
52. Inversi : gerakan dari kaki, dimana sisi bagian dalam kaki terangkat dan telapak kaki mengarah ke dalam.
53. Kekuatan ialah kemampuan seseorang/manusia untuk melawan atau mengatasi beban atau tahanan.
54. Kalori : jumlah tenaga panas yang digunakan untuk menaikkan suhu.
55. Kecepatan : perbandingan antara jarak (panjangnya lintasan) dan waktu (lamanya gerak).
56. Kekekalan momentum : tidak ada sesuatu yang hilang begitu saja, pasti ada perubahan/perpindahan yang menyebabkan hilangnya sesuatu tersebut.
57. Kekuatan Otot Absolut : besarnya kekuatan otot berbanding lurus dengan penampang fisiologis dari otot tersebut artinya makin besar penampang fisiologisnya makin besar pula kekuatannya.
58. Kinematik : kajian biomekanika yang berhubungan dengan karakteristik gerak dan menguji gerakan dari sebuah ruang terbatas tanpa ada gaya yang menyebabkan gerak.
59. Kinetic link : aktivitas olahraga yang masing-masing segemn memberi kontribusi dalam gerakan.
60. Kinetika : pelajaran yang membahas tentang suatu aksi dalam suatu sistem, sebagaimana tubuh manusia atau objek lain.
61. Koefisien Elastisitas : bila dua benda berbenturan satu sama lain pada satu garis lurus, maka perbedaan kecepatan setelah berbenturan berbanding lurus dengan perbedaan kecepatan sebelumnya.
62. Kontrakbilitas : kemampuan otot untuk menguncup/mengerut yang diikuti dengan perubahan bentuk (menjadi pendek dan gemuk).
63. Kontraksi auxotonis : kombinasi dari kontraksi, isometris dan isotonis. Saat mulai terjadi tegangan dari kecil sampai sebesar tahanan/beban, yang terjadi adalah kontraksi isometris. Kemudian saat tegangan melebihi tahanan/beban, terjadilah kontraksi isotonis.
64. Kontraksi Isometris : panjang otot tetap dan tegangannya yang optimal juga tetap, kontraksi isometris disebut juga kontraksi statis.
65. Kontraksi Isotonis : tegangan tetap, sedang panjangnya berubah. Kontraksi isotonis disebut juga kontraksi dinamis.
66. Kontraksi otot : suatu proses pengubahan dari energi kimia menjadi mekanis dan panas.
67. Labil : suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan labil, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relatif kecil), kesetimbangannya akan hilang/jatuh.
68. Laminar flow : bila sebuah bola (ukuran kecil) dilempar dengan kecepatan yang tidak begitu tinggi, maka udara yang menerpanya akan mengalir dengan mulus pada sisi-sisi permukaannya.
69. Latihan dinamis negatif : latihan kekuatan yang mengikuti, memperlambat gerak dimana otot saat melawan beban terjadi kontraksi eksentris.
70. Latihan dinamis positif : latihan kekuatan yang mengimbuhi, konsentris, memendek, mempercepat gerak.
71. Manuver : bahwa momen beban sebelah kiri harus selalu diimbangi oleh momen beban sebelah kanan, bahwa setiap saat titik berat tubuh selalu berada di tengah atau pada garis tegak. (V).
72. Momentum : besarnya gaya dorong dari suatu benda.
73. Momen (puntiran, torque) : bila sebuah benda dikerahkan suatu gaya yang berputar pada porosnya, maka pada benda tersebut terjadi suatu puntiran yang besarnya = gaya x lengan dari gaya, lengan dari gaya ialah jarak terdekat dari gaya ke porosnya.
74. Momen Inertia : suatu besaran yang ditentukan oleh massa dari benda, posisi dari massa terhadap poros-porosnya
75. Postural tonus : Otot yang menjaga posisinya agar tetap dalam keadaan setimbang.
76. Profile drag atau pressure drag : arus udara yang menerpa permukaan depan dari bola.
77. Pronasi : gerak yang sama dengan endorotasi atau rotasi medial.
78. Proyeksi titik berat : berupa titik yang ditarik dari titik beratnya tegak lurus ke bidang tumpuan.
79. Rangkaian kinematis terbuka : salah satu ujung pada segmen dapat bergerak bebas.
80. Rangkaian kinematis tertutup : rangkaian segmen yang tidak ada ujungnya yang bebas.
81. Resonansi : perpanjangan dan intensifikasi dari vibrasi.
82. Restitusi : karena ada gaya dari dalam, benda tersebut berusaha kembali kebentuk yang semula atau bentuk asli.
83. Rotasi : gerakan memutar pada sumbu longitudinal (memanjang). Ekso-rotasi : berputar keluar, Endo-rotasi : berputar kedalam.
84. Sendi bujur telur : gerakan yang ditimbulkan dapat ke depan-belakang dan ke samping kiri-kanan, poros gerakannya ada dua.
85. Sendi engsel : hanya dapat bergerak pada satu bidang, atau bergerak pada satu sumbu saja dapat disebut uni-axial.
86. Sendi geser : memungkinkan terjadinya perputaran.
87. Sendi pelana : dapat berputar pada dua sumbu disebut juga biaxial.
88. Sendi peluru : dapat bergerak pada 3 sumbu yakni sagital, frontal dan transversal.
89. Sendi putar : memungkinkan perputaran dari satu tulang pada tulang lainnya.
90. Sendi skrup : mempunyai satu bidang gerak, seperti sendi engsel tetapi ada sedikit perbedaan yakni sumbu gerak letaknya agak serong.
91. Sikap anatomis : semua gerakan anggota tubuh yang berdasarkan pada bidang dan sumbu gerakannya.
92. Sikap diagonal : kesiap – siagaan untuk bergerak lebih banyak ke depan-belakang.
93. Sikap paralel : kesiap – siagaan untuk bergerak lebih banyak kesamping (kiri-kanan).
94. Sirkumduksi : gerakan bagian tubuh yang melukiskan sebuah kerucut. Kombinasi dari fleksi, abduksi, ekstensi, adduksi dan rotasi.
95. Skalar : kuantitas yang mempunyai besaran (magnitude), waktu (time) besarannya adalah detik, menit atau jam sedangkan panas besarannya adalah derajat.
96. Stabil : suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan stabil, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relatif kecil) kesetimbangannya tidak berubah atau kembali dalam kesetimbangan yang semula.
97. Stamina : daya tahan yang lebih tinggi tingkatannya.
98. Supinasi : gerak yang sama dengan eksorotasi atau rotasi lateral.
99. Surface drag : arus udara yang terjadi karena gesekan.
100. Synarthrose : sambungan tulang-tulang secara langsung, saling berkaitan dengan suatu lapisan antara.
101. Tekanan dinamis : udara yang menerpa bola merupakan tahanan/tekanan yang arahnya dari kiri ke kanan.
102. Tenaga/energi : kemampuan untuk mengatasi tahanan/beban untuk bergerak, melakukan kerja, atau menghasilkan usaha fisik.
103. Tenaga kerja kinetik (tenaga kerja gerak) : tenaga oleh karena kecepatannya.
104. Tenaga kerja potensial (tenaga kerja tempat) : tenaga yang dimiliki tubuh oleh karena tempatnya.
105. Titik berat : titik dimana gaya berat benda atau anggota tubuh itu bekerja.
106. Tuas/lever : suatu mekanisme penggerak pada sebuah benda, berupa dua buah momen (torque) yang bekerjanya berlawanan terhadap porosnya.
107. Ventral : sisi depan atau muka (anterior).
108. Vektor : kuantitas yang mempunyai besaran dan arah, misalnya gaya besarannya adalah Newton, kilogram atau gram dan gaya tersebut mempunyai arah tertentu.
109. Vibrasi : peristiwa memantulkan berulang-ulang kali (bola).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar