belajar untuk meraih miimpi...

wen assallamualaikum..

Jumat, 04 Juni 2010

"Kenalilah diri Anda."



"Kenalilah diri Anda." Itu merupakan slogan yang diucapkan oleh Socrates, pilosof terkenal itu, yang hidup di Athena, Yunani, pada abad keempat sebelum Masehi.
Dan dengan slogan ini, serta pemikiran-pemikiran yang dikandungnya, maka pilosof ini dihukum mati. Ketika itu ia hampir mencapai usia tujuh puluh tahun.
Karena dia mengenal dirinya dengan baik. Dan ia mengetahui orang-orang lain tentang apa yang akan mereka katakan setelah lewat beberapa abad berikutnya. Ia memilih mati daripada lari sebagai seorang pengecut. Hal itu ia nyatakan ketika muruidnya menyiapkan rencana untuk lari dari Athena baginya.
Kemudian slogan "kenalilah dirimu" menjadi kaidah emas yang digunakan oleh para psikolog analisis dalam mengetahui banyak aplikasi praktis yang mereka hadapi sehari-hari, berupa pelbagai perilaku individu dan kelompok.
"Kenalilah dirimu" bukan sekadar slogan yang mengajak untuk membebaskan diri dari kejahatan dan dosa yang menempal pada diri, namun juga dengan jalan mengetahui diri sendiri kita akan dapat menafsirkan seluruh apa yang ada di sekitar kita dengan penafsiran logis yang benar.
Meskipun kita meyakini bahwa manusia dapat mengetahui dirinya dengan sempurna dengan mengandalkan pada satu asumsi yang mengatakan bahwa: kita berpikir dengan cara logis dan kita melupakan banyak kejadian; hal itu terjadi karena hilangnya kejadian tersebut dari alam wujud, dan berpindahnya hal itu ke alam tak wujud. Namun ada beberapa pendapat dari beberapa aliran ilmu jiwa yang mengatakan: bahwa jika manusia adalah samudera yang luas dan dalam yang tak mudah diselami, atau ditelusuri kejadian-kejadian terpendam yang ada di dalamnya, dan pemikiran yang diyakini sebagai logis, pada kenyataannya ia digerakan oleh faktor-faktor emosional yang tersembunyi dalam diri, dan ada "pengawas" yang selalu memperhatikannya ketika ia merasa takut untuk mengungkapkan suatu pemikiran atau renungan. Pengawas ini akan menampilkan pemikiran-pemikiran seseorang dan perilakunya sesuai dengan apa yang sejalan dengan masyarakat beserta nilai-nilai dan akhlaknya.
Sekelompok psikolog meyakini bahwa banyak dari perbuatan dan pemikiran kita yang tak tunduk kepada pengetahuan kita secara langsung, tapi kita memerlukan penunjuk atau ahli jiwa yang membantu kita untuk merenungi apa yang berkecamuk dalam diri kita, berupa pemikiran, perasaan, dan pengalaman yang terpendam yang kita sudah lupakan. Dan sisi logis dari kepribadian seseorang manusia yang dapat diketahui dan diamati, tak lebih dari seperti kulit yang amat tipis, dari kehidupan kejiwaan manusia. Dan esensi kehidupan kejiwaan serta pengetahuan jiwanya, dengan emosi-emosi yang meledak-ledak yang menyertainya itu tak dapat didefinisikan dan diketahui. Dan apa yang kita ketahui dari diri kita itu amat sedikit dan amat terbatas dibandingkan dengan yang tak dapat kita ketahui dan kita telusuri dari diri kita.
Meskipun ada banyak klaim yang diungkapkan oleh para psikolog, dengan pelbagai aliran dan pendapat mereka tentang pengetahuan jiwa, namun kami melihat keharusan manusia untuk mengetahui apa yang memang dapat ia ketahui tentang dirinya. Dan hal ini mendorong manusia secara langsung dan terus menerus untuk memperhatikan kembali bangunan dirinya. Dan pengetahuan ini mendorong manusia untuk memikirkan perbaikan perangkat-perangkat dirinya, untuk berijtihad dan berusaha menjaga perhatian dan kehendaknya.
Di antara faedah terpenting pengetahuan tentang jiwa adalah: mengetahui peran yang dimainkan oleh pengaruh manusia secara individu melalui tindakan dan perilakunya atas kehidupan umum dan pribadi, dan mengetahui hukum-hukum pengaruh ini, jalan-jalannya dan bentuk-bentuknya.
Sebagaimana halnya pengetahuan tentang jiwa dan rahasia-rahasianya membuat manusia mengetahui rahasia-rahasia kekuatan diri dan ia menjadi berada dalam benteng yang kuat dari keterpengaruhan oleh orang lain, dan ia pun terbebaskan dari ketundukan secara buta. Sehingga ia tak terpengaruh oleh kata-kata orang lain dan tak terbawa desus-desas, dan tak terpesona dengan pendapat-pendapat yang belum ia teliti secara mendalam, serta tak mengambil keputusan-keputusan yang belum ia pelajari. Oleh karena itu, manusia dapat melihat poin-poin kelemahannya dengan baik dan selanjutnya melewati kelemahan itu.
Semua faktor-faktor ini secara keseluruhan membuat kami mengajak Anda untuk mengenal diri Anda sendiri.
Dan tujuan terpenting yang kami bidik dari pengetahuan kita semua tentang diri kita adalah bahwa kita, ketika kita mengetahui diri kita, maka kita mengetahui poin-poin kelemahan diri kita dan kekurangan-kekurangannya, serta cara memperbaiki kelemahan-kelemahan itu, kemudian mengembangkan kepribadian kita dan meningkatkannya. Karena kepribadian yang terbelakang dari kereta perkembangan yang cepat, tak hanya memberi pengaruh kepada pemiliknya saja namun juga pada hakikatnya memperlambat perjalanan masyarakat dan menghalangi keserasiannya.
Dan manusia ketika ia memahami dirinya, ia akan mampu menguasai kondisi sosialnya, serta menguasai perjalanan hidupnya, bukannya menjadi bahan permainan emosinya dan hamba dari kecenderungan-kecenderungan bawah sadarnya. Dan hal itulah yang mendorong kita semua agar kita mengetahui kepribadian dan diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar