belajar untuk meraih miimpi...

wen assallamualaikum..

Minggu, 20 Juni 2010

ORIENTASI PENDIDIKAN JASMANI DI INDONESIA


Proses Transformasi masa lalu, sekarang, dan yang akan datang
PENDAHULUAN

Setiap negara yang merdeka tentu harus mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi serta mampu membangun dengan kekuatan sendiri. Menyadari hal itu para pendiri Negara indonesia melalui pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pernyataan ini diperkuat oleh pasal 31 UUD 1945 yaitu: 1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undangundang
Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pasal 31 UUD 1945 tersebut, pemerintah telah menetapkan UU nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional sebagai suatu sistem dalam pelaksanaannya harus dipahami sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan.
Hal ini mengandung pengartian, bila salah satu dari komponen sistem yang ada tidak mendapatkan proporsi sebagaimana mestinya, maka mustahil bagi bangsa Indonesia dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UUSPN/ 199 Bab II Pasal 2).Dalam sistem pendidikan nasional, salah satu kegiatan pendidikan yang harus dilaksanakanadalah program pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) sebagaimana tertuang dalam bab IX pasal 39 butir 3 k. yaitu tentang isi kurikulum bahan kajian pendidikan jasmani dan kesehatan, merupakan salah satu bahan kajian kurikulum pendidikan.
Dengan kata lain, kajian pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu wahana untuk mencapai tujuan pendidikan dalam keseluruhan komponen sistem pendidikan nasional Penjaskes sebagai salah satu subsistem pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah memiliki peran penting yang sangat sentral dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Penjas menurut Melograno (1996) dan AAHPERD (1999) adalah suatu proses pendidikan yang unik dan paling sempurna dibanding bidang studi lainnya,karena melalui pendidikan jasmani seorang guru dapat mengembangkan kemampuan setiap peserta didik tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor semata, tetapi dapat dikembangkan pula aspek kognitif, afektif dan sosial secara bersamasama.
Cholik Mutohir (1990) juga menyatakan bahwa tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak ada pendidikan jasmani tanpa media gerak, karena gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri Pendidikan jasmani di sekolah meskipun telah diakui perannya dalam pengembangan kualitas SDM yang sempurna oleh pakar pendidikan di manapun berada, termasuk di Indonesia. Namun dalam kenyataan di lapangan, Penjas di Indonesia belum mampu berbuat banyak dalam ikut menciptakan manusia yang handal dari segi fisik maupun nonfisik. Fenomena ini terjadi karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait
Peran pendidikan tidak hanya terbatas pada sekolah dan lembaga pendidikan formal tetapi juga mencakup pendidikan non formal di luar sekolah termasuk tempat latihan untuk berbagai keperluan. Peran pendidikan ini memberikan kepada masyarakat kecerdasan berfikir, pengetahuan umum, informasi dalam arti luas, ilmu pengetahuan serta keterampilan (skill).
Anderson (dalam Weiner, 1985: 16) menekankan pentingnya pendidikan akan membangun dasar bagi suatu cara hidup baru. Menurut Anderson (1980:15-28) ada beberapa hal yang menunjukan pentingnya pendidikan antara lain: (1) orang harus berpendidikan untuk dapat mencapai kemajuan teknologi, ekonomi. (2) Pendidikan diperlukan untuk menyatukan sejumlah orang dan sejumlah suku menjadi suatu bangsa.
Pendidikan mempunyai banyak fungsi, hasil pendidikan tidak hanya bermanfaat bagi bidang ekonomi, pemerintah saja. Pendidikan melatih siswa dalam berbagai keterampilan khusus, ilmu yang berguna untuk mencari nafkah. Selain itu pendidikan juga berguna untuk memelihara insan intelektual yang bermanfaat untuk memajukan berbagai asfek modernisasi yang bersifat materi ataupun non materi dan hal-hal yang berguna seumur hidup. Pendidikan juga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan aspek fisk, inteleltual,religius, moral, sosial, emosi pengetahuan dan pengalaman peserta didik.
Mengubah masyarakat secara cepat. Perubahan masyarakat adalah proses yang sangat rumit, tidak ada suatu negara pun yang bergerak dari keadaan serba kekurangan ke keadaan yang berkelimpahan atau dari keterbelakangan ke modernisasi dengan cara sangat cepat, suatu masyarakat beranjak dari suatu tingkatan ekonomi tertentu ke tingkat lainnya melalui langkah-langkah kecil, dan disini hanya kenaikan tingkat pendapatan akan diikuti oleh pertumbuhan pendidikan. Dan ini saling mempengaruhi karena tanpa peningkatan pendidikan, kenaikan tingkat pendapatan akan terhenti.
Untuk mengukur nilai-nilai pendidikan berdasarkan produktivitas ekonomi, dalam kenyataanyya pun penghasilannya tinggi, karena itu banyak negara yang menyelenggarakan pendidikan kilat, baik berupa akademi maupun profesional untuk melihat orang yang diperlukan dalam bidang keahlian tertentu.
Pendidikan dilihat dari dimensi waktu dibedakan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan dalam jangka pendek merupakan gejala dimana peningkatan pengetahuan dan pembentukan watak anak didik merupakan tujuan utamanya. Pendidikan dalam jangka menengah merupakan gejala ekonomi yang mempersoalkan keterkaitan antara hasil pendidikan dan pengetahuan sera keterampilan merupakan hal yang paling utama.
Pendidikan dalam dimensi waktu jangka panjang merupakan gejala kebudayaan dimana penerusan nilai-nilai dari suatu generasi ke generasi berikutnya merupakan tujuan pokoknya. Perbedaan pendidikan dalam dimensi waktu tidak dapat dilihat secara fisik dalam proses pendidikan.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis mencoba menganalisis potret pembangunan bidang pendidikan di negara kita dengan melihat masa lalu, yang terjadi sekarang, dan prediksi di masa yang akan datang.
PEMBAHASAN

A .Kondisi Masa Lalu
Pendidikan merupakan suatu bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada seseorang untuk mencapai tujuan. Pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor guna mencapai suatu tujuan, yang selama ini adalah pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendidikan adalah peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, kurikulum sebagai acuan bahan yang diterapkan, fasilitas pendidikan dan sumber belajar yang tersedia dan dimanfaatkan, waktu belajar yang tersedia dan dimanfaatkan, waktu belajar yang tersedia, dan sistem pengelolaan/manajemen yang menggerakkan semua faktor serta komponen dari sistem pendidikan pada taraf mikro itu sendiri.
Pendidikan dipandang penting dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan hal tersebut UNESCO menyatakan bahwa pendidikan mempunyai empat pilar yakni :
(a) belajar mengetahui kno(learning to know),
(b) belajar berbuat (learning to do),
(c) belajar hidup bersama (learning to live together),
(d) belajar menjadi seseorang (learning to be).
Tercapainya ke empat pilar ini sangat tergantung dengan mutu pendidikan. Salah satu faktor penentu yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan tersebut guru. Hal ini dilihat bahwa guru bukan hanya mengajar tetapi lebih dari itu ialah mendidik, maka dengan sendirinya tugas ini menempatkan guru pada posisi sebagai tulang punggung dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Tilaar menuliskan bahwa profesionalisme guru menunjukkan keterlibatan lembaga-lembaga pre service maupun lembaga-lembaga dan program in service dalam pembinaan profesi guru. Profil profesionalisme guru tersebut meliputi: (a) Memiliki kepribadian yang potensial secara fisik dan psikis dapat dikembangkan sehingga dapat membimbing peserta didik, (b) Memiliki dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, (c) Menguasai penerapan metodologi yang efektif sehingga membangkitkan minat peserta didik.
Kondisi bidang pendidikan di masa lalu bersifat instruktif dan intervensi dari pusat ke daerah secara seragam, baik itu kurikulum, maupun sarana prasarana pendidikan. Fasilitas dan dana pendidikan disiapkan oleh pusat birokrasi yang selalu dikaitkan dengan kepentingan status quo.
Pada saat ini kondisi bidang pendidikan di negara kita memasuki paradigma baru mengutamakan pendekatan sekolah, untuk meningkatkan kemandirian dan profesionalisme. Hal ini sangat berbeda dengan paradigma pendidikan yang dimasa lalu yang bersifat instruksi dan intervensi dari pusat ke daerah secara seragam baik kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.
Paradigma pendidikan yang baru lebih memberdayakan masyarakat menangani pendidikan dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat. Rencana yang terpusat dan bersifat satu arah seperti masa lalu harus di ubah. Pendidikan pada saat ini ditentukan sendiri oleh masyarakat. Pemerintah pusat hanya menjadi pengawas mutu pendidikan dan managemen akuntabilitas keuangan saja.
Peningkatan mutu pendidikan dikelola berdasarkan aspirasi dan konsensus masyarakat sebagai komitmen sosial. Dengan demikian perbaikan pendidikan tidak lagi didikte pusat birokrasi sehingga tugas pelaksana dilapangan biasanya tinggal melaksanakan saja. Pada saat ini bidang pendidikan memerlukan dukungan fasilitas dan dana dari partisipasi masyarakat sesuai dengan kebutuhan setempat.
Program pemerintah saat ini sedang berjalan adalah wajib belajar 9 tahun (pendidikan Dasar). Pemerintah berusaha menjalankan program ini secara konsekuen. Wajib belajar 9 tahun sebagai implikasi dari pendidikan dasar memberi arah bahwa semua peserta didik usia 7 – 15 tahun harus dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa putus di tengah jalan. Ini berarti secara teoretis dalam pendidikan dasar SD dan SLTP tidak harus terjadi putus sekolah. Akan tetapi, dalam kenyataannya di lapangan menunjukan lain.

B . Kondisi Masa Sekarang Dan Yang Akan Datang

Pendidikan jasmani (penjas) sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Penjas di sekolah mempunyai peran unik di banding bidang studi lain, karena melalui penjas selain dapat digunakan untuk pengembangan aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pengembangan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang. Kurikulum penjas 1994 meskipun telah dievaluasi dan diadakan penyempurnaan dalam prosedur penilaiannya yaitu menghilangkan nilai teori. Hal ini tidak akan memecahkan permasalahan penjas di lapangan, justru akan menambah permasalahan,karena menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai oleh penjas di sekolah, yaitu pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total. Dalam era reformasi sekarang ini, permasalahan yang harus ditanggapi secara arif dan bijaksana oleh semua pihak, khususnya dalam mereformasi bidang pendidikan perlu lebih mengedepankan kepentingan bangsa dengan cara mencarikan solusinya, dan tidak perlu mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, hal ini tiada habisnya. Oleh karena itu, terobosan baru perlu dilakukan khususnya terkait dengan masalah peningkatan kualitas pembelajaran penjas disekolah
Sebagai bangsa yang sedang berkembang, bangsa Indonesia tentu memiliki harapan-harapan dan visi ke depan guna memperbaiki kekurangan selama ini. Bangsa Indonesia menyadari ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Sumber daya manusia kita jauh lebih rendah dari kualitasnya jika dibandingkan dengan Negara-negara maju, bahkan dibandingkan dengan Negara serumpun (ASEAN) sekalipun. Selayaknya kita terus berusaha memperbaikinya guna mengejar ketertinggalan itu. Jika tidak, di era global ini yang menjadikan Sumber Daya Manusia menjadi keniscayaan dalam kompetisi, maka bangsa kita akan selalu menjadi pecundang.
Niat baik (political will) pemerintah sedikit demi sedikit mulai kita rasakan, melalui penataan diberbagai bidang. Diharapkan bidang pendidikan yang dianggap paling startegis dan urgent mendapat perhatian yang lebih, mengingat pendidikan membutuhkan kesungguhan dalam setiap segi penataan. Pendidikan merupakan kunci kemajuan bagi masa depan suatu bangsa. Sumber Daya Manusia yang handal mustahil dapat dipersiapkan hanya dengan modal seadanya.
Upaya pemerintah guna membenahi bidang mendidikan sebenarnya terus dilakukan. Seperti pengucuran dana bantuan yang harus sampai pada titik SDMnya misalnya dengan diberikan dana bantuan kepada para siswa yang kurang mampu. Hal ini berarti bahwa perhatian pemerintah terhadap persiapan Sumber Daya Manusia merupakan prioritas dan semakin mengarah pada fokus dan sasaran. Diharapkan hal ini tentunya bukan sekedar alat politis guna menghadirkan kesan bahwa menggunungnya hutang Negara karena digunakan oleh rakyat.
Bukti lain yang menghebohkan dari perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan yaitu berkenaan dengan kesejahteraan guru.Setiap tahun kesejahteraan guru mendapat perbaikan, tentu sesuai dengan keadaan kemampuan keuangan Negara. Kenaikan kesejahteraan guru itu diharapkan dapat mengimbangi fluktuasi nilai rupiah yang berkonsekuensi pada tingginya harga harga kebutuhan hidup.
Namun untuk perbaikan selanjutnya, hendaknya profesionalisme guru dapat dinilai dengan financial secara proforsional sehingga tidak ada lagi pemeo yang mencoreng-coreng nama baik bangsa.
Di masa yang akan datang, sekolah yang merupakan pusat kebuadyaan dan kampus sebagai masyarakat ilmiah, keduanya merupakan pusat pembinaan budaya, disamping ekluarga dan masyarakat yang perlu lebih dikembangkan lagi. Sekolah sebagai wadah utama untuk mengembangkan kebudayaan, yaitu mengembangkan perwujudan logika, etika, dan estetika, serta praktika sehingga peserta didik terbantu untuk menguasai pengetahuan, mampu mengadakan pilihan-pilihan hidup serta sanggup berkomunikasi secara tepat. Dengan demikian, peserta didik dapat tumbuh sebagai manusia pembangunan yang bertanggung jawab, menjadi manusia Indonesia seutuhnya, dan dapat mewujudkan peradaban bangsa yang luhur.
Pembinaan terhadap pendidikan dilikungan keluarga dan masyarakat sebagai tempat pendidikan pertama dan wahana sosialisasi perlu dikembangkan agar lebih mampu meletakkan landasan pembentukan watak dan kepribadian, penanaman dan pengenalan agama dan budi pekerti serta dasar pergaulan. Dalam hal ini perlu keteladanan dan pengembangan suasana yang membantu peletakan dasar ke arah pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta.
Otonomi pendidikan yang berdimensi budaya bangsa harus dapat mengukuhkan kebudayaan bangsa sebagai kebudayaan persatuan yang terdiri atas simbol-simbol dan pranata sosial. Dalam setiap kebudayaan terdapat simbol-simbol dan pranata yang menjadi nilai-nilai inti (core-values).
Simbol-simbol tersebut berasal dari kebudayaan asli dan kebudayaan yang telah dikembangkan termasuk kebudayaan yang datang dari luar sebagai nilai-nilai baru. Untuk itu nilai inti (core-values) tadi perlu di tanamkan penghayatan dan pengamalannya dalam menghadapi derasnya pengaruh budaya global baik melalui difusi maupun kontak-kontak langsung.
Untuk mengatasi terjadinya kemerosotan mutu pendidikan dari segi pembentukan sikap dan prilaku manusianya, perlu dilakukan berbagai upaya antara lain:
1. Mendidik/melatih kembali guru/dosen dengan pengetahuan budaya.
2. Menanamkan kesadaran paa penyelenggara pendidikan tentang arti pentingnya keteladanan mereka sebagai pamong,
3. Menanamkankesadaran pada masyarakat akan arti pentingnya fungsi pendidikan dalam keluarga.
4. Perlu dikembangkan hubungan yang harmonis antara penyelenggara pendidikan dengan orang tua peserta didik.
Pendidikan jasmani sebagai bagian dari proses pendidikan memiliki peranan yang paling unik di banding bidang studi lain, karena mellaui pendidikan jasmani akan dapat dikembangkan secara sempurna baik aspek
fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif. Untuk merealisasikan tujuan tersebut seorang guru harus memahami hakikat penjas, pengertian dan tujuan penjas, hakikat dan proses belajar penjas tidak sebagai olahraga yang menekankan hanya pada masalah prestasi, namun lebih dari itu. Oleh karena itu seorang guru dituntut kreativitasnya dalam menrencanakan dan melaksanakan program pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa.





KESIMPULAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada akhir-akhir ini ternyata berdampak pula terhadap perkembangan pendidikan jasmani di Negara Indonesia, hal ini terlihat dengan rendahnya perhatian publik terhadap pentingnya pendidikan jasmani bagi anak-anak. Mereka berpandangan bahwa anak-anak haruslah dijejali dengan pelajaran-pelajaran yang diujikan sehingga dapat menjamin pada pendidikan mereka selanjutnya, tanpa memperhatikan untuk dapat menguasai semua itu anak-anak pun harus mempunyai kondisi yang sempurna baik jiwa dan raga.
Dan untuk mendapatkan semua itu tentunya tidak lepas dari apa yang harus diberikan kepada mereka disesuaikan dengan masa pertumbuhan dan perkembangan anak baik itu secara jiwa dan raga, sehingga kita mampu mengarahkan anak-anak kita agar mencapai kematangan intelektual dan emosional. Untuk menghilangkan anggapan bahwa pendidikan jasmani merupakan pelajaran pelengkap saja, maka kita harus bisa meyakinkan persepsi para pengambil kebijakan khususnya dan masyarakat pada umumnya agar pendidikan jasmani tidak dijadikan sebagai pelajaran pelengkap saja di sekolah- sekolah.










DAFTAR PUSTAKA

Charles Catania, Learning. New Jersey: Printice-Hall, 1992.

H.A.R. Tilaar, Membina Profesi Guru Indonesia Abad 21. Jakarta: Lembaga Pengembangan Manajemen Pendidikan, 1998.

Majalah Pendidikan, PGRI, Jawa Barat Edisi No. 359.

Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka, 1993.

Jacques Delors, Belajar: Harta Karun di Dalamnya. Jakarta: Unseco, 1996.

M. Surya. (2005). Profesi Guru dalam Kenyataan dan Harapan. Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Pendidikan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar