1. Belajar dan Pembelajaran
1.1. Tinjauan dari segi Ontologi
Pengertian ”Belajar” sangat bervariasi menurut beberapa ahli, Gagne dan Briggs mendefinisikan belajar sebagai serangkaian proses kognitif yang mentransformasi stimulasi dan ling¬kungan ke dalam beberapa fase pemrosesan informasi yang dibutuh¬kan untuk memperoleh suatu kapa¬bilitas yang baru . Sedangkan menurut Bell-Gredler bahwa belajar sebagai proses perolehan berbagai kompetensi. keterampilan, dan sikap . Sedangkan definisi belajar yang didasarkan pada prespektif behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang memiliki tiga ciri, yaitu: (1) proses tersebut membawa perubahan baik aktual maupun potensial, (2) pe¬rubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan (3) perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja .
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar . Setyosari dan Sihkabuden berpendapat bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem terdiri atas komponen-komponen, yaitu: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, yang didalamnya termasuk penggunaan metode pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran, serta penilaian hasil belajar . Menurut Sanjaya pembelajaran diartikan sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa .
Jadi dari definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses transformasi ilmu guna memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang lebih baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan suatu sistem dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
1.2. Tinjauan dari segi Epistomologi
Ada beberapa cara dalam melakukan proses belajar, diantaranya adalah melalui teori belajar kognitif yang menjelaskan belajar dengan berfokus pada perubahan-perubahan proses mental internal yang digunakan dalam upaya me¬mahami dunia eksternal. Perspektif kognitif. belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang yang memberikan kapasitas untuk menunjukkan pe¬rubahan perilaku. Struktur mental ini meliputi pengetahuan. keyakinan. keterampilan, harapan dan me¬kanisme lain. Fokus teori kognitif adalah potensi untuk berperilaku dan bukan pada perlakunya sendiri. Teori belajar kognitif menekankan pentingnya proses-proses mental seperti berpikif. dan memfokuskan pada apa yang .terjadi pada pemelajar. Proses ini memungkinkan pemelajar untuk menginterpretasi dan mengorganisir informasi secara aktif.
Cara melakukan proses belajar yang lain adalah dengan teori konstruktivis yang me¬mandang ilmu pengetahuan bersifat non-objective, temporer, dan selalu berubah. Pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognisi si pemelajar bukan berada secara terpisah di luar diri si pemelajar. Oleh karena itu, belajar menurut konstruktivis dapat dirumuskan sebagai penyusunan pengetahuan dan pe¬ngalaman kongkrit, melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interpretasi. Activitas yang demikian memung-kinkan si pemelajar memiliki pe¬mahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pe¬ngalamannya dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikan¬nya.
Sedangkan cara belajar berdasarkan teori behavioristik menekankan proses belajar sebagai perubahan relatif permanen pada perilaku yang dapat diamati dan timbul sebagai basil pengalaman. Seluruh kegiatan belajar adalah didasarkan pada jaringan asosiasi atau hubungan (bonds) yang dibentuk antara stimulus dan respon, teori ini juga disebut trial and error learning. Hal ini karena hubungan yang terbentuk antara stimulus dan respon tersebut timbul terutama melalui trial and error, yaitu suatu upaya mencoba berbagai respon untuk mencapai stimulus meski berkali-kali me-ngalami kegagalan.
1.3. Tinjauan dari segi Aksiologi
Ada banyak manfaat dan hasil dari proses belajar, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang teradi pada diri individu yang belajar. Menurut Gagne dan Briggs, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh Se¬seorang setelah ia mengikuti suatu proses pembelajaran tertentu . Reige¬luth mengatakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang .
Menurut Bloom, bentuk hasil belajar yang menjadi tujuan pembelajaran meliputi tiga domain, yaitu: kognitif, afektif. dan psikomotorik Kognitif adalah hail belajar berupa kernampuan mengingat atau me¬reproduksi hal-hal yang telah dipelajari, juga berupa kemampuan menyelesaikan tugas-tugas inte¬lektual guna menentukan masalah mendasar dan kemudian menyusun ulang bahan-bahan yang diajarkan atau mengkombinasikanya dengan ide, metode, atau prosedur yang dipelajari sebelumnya Afektif adalah basil belajar berupa kondisi pe¬rasaan, emosi. atau tingkat pe¬nerimaan atau penolakan terhadap din sendiri, guru. petajaran, atau semua hal yang berkaitan dengan apa yang dipelajari. Sedang psi¬komotorik adalah hasil belajar berupa kemampuan motorik. memanipulasi benda dan objek. atau melakukan tindakan-tindakan yang membutuh¬kan koordinasi neuromuscular.
Hasil pembelajaran dapat di¬kategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu: efektivitas pembelajaran. efisiensi pembelajaran. dan daya tarik pem-belajaran . Efektivitas pembelajaran diukur dan tingkat prestasi yang dicapai siswa. Prestasi siswa bentuknya bermacam ¬macam mulai dari yang sifatnya pengetahuan genenik seperti mamptu memecahkan masalah. mampu me¬nemukan hubungan. mampu berpikir logis. hingga pengetahuan yang sifatnya spesifik.
2. Pembelajaran Motorik
2.1. Tinjauan dari segi Ontologi
Pembelajaran motorik didefinisikan sebagai proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan kemampuan motorik serta variabel yang mendukung atau menghambat kemahiran/keahlian motorik.
Ada empat konsep yang tercermin dalam pembelajaran motorik, yaitu: (1) Pelajaran adalah suatu proses dari memperoleh kemampuan untuk tindakan yang trampil. (2) Pelajaran diakibatkan oleh pengalaman atau praktek. (3) Pelajaran tidak bisa diukur secara langsung; sebagai gantinya adalah inferred dari perilaku. (4) Hasil belajar yang relatif ada perubahan yang permanen di dalam perilaku.
Closed-Loop Teori Adams menerangkan proses pengulangan tertutup, umpan balik yang berhubungan dengan perasaan digunakan untuk produksi secara berkelanjutan dari pergerakan yang trampil. Gagasannya adalah bahwa di dalam pembelajaran motorik, umpan balik yang berhubungan dengan perasaan dari pergerakan yang berkelanjutan telah dibandingkan di dalam sistem saraf yang disimpan dimemori dari pergerakan.
Menurut Teori Bagan Schmidt, teori bagan itu menekankan kendali proses pengulangan terbuka dan konsep program motor yang disamaratakan. Schmidt yang mengusulkan program motorik itu tidak berisi pokok-pokok dari pergerakan tetapi sebagai gantinya berisi aturan umum untuk suatu kelas yang spesifik tentang pergerakan. Ia meramalkan bahwa ketika belajar suatu program motorik yang baru, individu yang belajar suatu yang umum satuan perintah bahwa dapat diberlakukan diberbagai konteks.
Teori ekologis dari Karl Newell menyatakan bahwa pelajaran motorik adalah suatu proses meningkatkan koordinasi antara persepsi dan tindakan dengan cara konsisten dengan tugas dan batasan lingkungan.
Dari beberapa istilah diatas, dapat diambil benang merah menurut penulis, bahwa pembelajaran motorik adalah proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan kemampuan motorik serta variabel yang mendukung atau menghambat kemahiran/keahlian motorik yang digunakan secara berkelanjutan dari pergerakan yang trampil
2.2. Tinjauan dari segi Epistomologi
Langkah-langkah awal didapatnya ketrampilan dan menguraikan pembelajaran motorik yang terjadi adalah sebagai berikut:
2.2.1. Model Bagian - Fitts and Posner Three
Ada tiga bagian utama yang dilibatkan di dalam ketrampilan belajar motorik. Langkah yang pertama pelajar mempunyai hubungan dengan pemahaman sifat alami tugas, mengembangkan strategi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas itu, dan menentukan bagaimana tugas harus dievaluasi. Di langkah ini orang mengadakan percobaan dengan berbagai strategi, menunda. yang tidak bekerja dan memelihara yang dilakukan.
Langkah kedua yang didapatnya ketrampilan sebagai langkah associative. Pada waktu sekarang orang mulai menyaring ketrampilan itu. Selama langkah ini ada lebih sedikit variabilitas di dalam pencapaian, dan peningkatan juga terjadi pelan-pelan. aspek Langkah ini berlangsung hari ke minggu atau bulan, tergantung dengan pemain dan intensitas dari praktek.
Langkah yang ketiga digambarkan ini oleh automatis dari ketrampilan dan derajat tingkat yang rendah tentang perhatian yang diperlukan untuk pencapaiannya, langkah ini orang dapat memulai untuk perhatiannya kepada aspek lain dari ketrampilan secara umum, seperti membaca sekilas lingkungan untuk rintangan yang mungkin menghalangi capaian, atau memusatkan pada suatu tugas yang sekunder, atau menyelamatkan energinya agar menghindari kelelahan.
2.2.2. Model Bagian - System Three
Teori ini menyatakan bahwa ketika pelajaran bayi yang pertama adalah suatu ketrampilan yang baru, tingkatan kebebasan badan dibatasi ketika mereka melaksanakan tugas yang lebih mudah untuk dilaksanakan.
Langkah-langkah dari pembelajaran motrik ini adalah: langkah bayi, di mana pergerakan yang mudah untuk mengurangi tingkat kebebasan. Mereka menyatakan bahwa ini menggabungkan berbagai persendian bersama-sama sehingga mereka berpindah dengan perbaikan yang banyak dilibatkan di pergerakan.
Langkah yang kedua, yang disebut langkah tingkat lanjut, adalah mulai melepaskan tingkat kebebasan tambahan dengan membiarkan pergerakan pada persendian. Sekarang persendian dapat dikendalikan dengan bebas sebagaimana diperlukan untuk persyaratan tugas. Singkatan yang bersama tentang agonist dan otot lawan pada suatu persendian dikurangi, dan sinergi otot ke seberang sejumlah persendian digunakan untuk menciptakan suatu dikoordinir pergerakan yang lebih yang dapat menyesuaikan diri.
Langkah yang ketiga, memulai langkah yang lebih, dimana individu telah melepaskan semua tingkat kebebasan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas terbaik dan efisien dalam mengkoordinir jalan. Sebagai tambahan. Individu telah mempelajari untuk mengambil keuntungan dari mekanika dari sistem musculoskeletal dan tentang lingkungan dan untuk mengoptimalkan efisiensi dari pergerakan.
2.2.3. Model Bagian - Gentile’s Two
Di langkah yang pertama sasaran pelajaran adalah untuk mengembangkan suatu pemahaman dari dinamika itu. Pada pelajaran langkah ini adalah membawa gagasan untuk persyaratan dari pergerakan. Ini meliputi pemahaman sasaran tugas, mengembangkan strategi pergerakan yang sesuai menuju keberhasilan sasaran, dan pemahaman lingkungan yang kritis bagi organisasi dari pergerakan itu.
Di langkah yang kedua, fiksasi/ diversifikasi langkah itu, sasaran adalah untuk menyaring pergerakan itu. Pergerakan meliputi kedua-duanya yang mengembangkan kemampuan dari adaptasi pergerakan dan permintaan lingkungan dan melakukan tugas secara konsisten dan secara efisien. Suatu penyajian dari konsistensi pergerakan yang terjadi dengan praktek di bawah kondisi-kondisi yang tak berubah-ubah. Di dalam kontras, membuka ketrampilan ditandai dengan mengubah kondisi kondisi lingkungan dan oleh karena itu memerlukan penganeka ragaman pergerakan.
2.3. Tinjauan dari segi Aksiologi
Adapun manfaat atau tujuan dalam pembelajaran motorik diantaranya adalah sebagai berikut: untuk memperoleh dan meningkatkan kemampuan ketrampilan; dari hasil belajar motorik relatif ada perubahan yang permanen di dalam perilaku yang lebih benar dalam gerakan; selain itu umpan balik yang berhubungan dengan perasaan dari pergerakan yang berkelanjutan telah ada dan diterapkan di dalam sistem saraf yang disimpan dimemori untuk pergerakan; serta bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara persepsi dan tindakan secara konsisten dan automatis dari ketrampilan motorik dan untuk mengambil keuntungan dari mekanika sistem musculoskeletal untuk mengoptimalkan serta efisiensi dari konsistensi pergerakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar