1.
ADAPTASI
Latihan
ialah sebuah proses yang terorganisir dimana tubuh dan pikiran yang secara
konstan akan terpengaruh dengan tingkat stres baik itu secara kuantitas maupun
intensitas. Kemampuan seorang atlet untuk beradaptasi menahan beban berat pada
saat pelatihan dan kompetisi sama
pentingnya seperti kempampuan suatu mahluk hidup dalam beradaptasi dengan lingkungan
sekitar, jika mahluk tersebut tidak bisa beradaptasi maka mereka tidak akan
bisa bertahan hidup. Bagi para atlet dibutuhkan kemampuan untuk dapat
beradaptasi terhadap beban latihan yang bervariasi dan juga kompetisi yang
diikuti sehingga bisa terhindar dari kelelahan, yang akan menyebabkan atlet
tersebut tidak bisa mencapai tujuan akhir dari sebuah pelatihan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan penelitian yang cukup lama
dan proses latihan yang terarah, menjadikan para atlet bisa beradaptasi secara
fisiologis agar bisa mencapai tuntutan dari olahraga tersebut. semakin bagus
adaptasi yang dilakukan, maka semakin besar potensi untuk mendapatkan kemampuan
tertinggi. proses adaptasi bisa terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan
yang diberikan. Kondisi rangsangan tersebut sangat berpengaruh terhadap
performa yang dihasilkan. Semakin meningkat rangsangan yang diberikan maka akan
menghasilkan proses adaptasi yang sesuai sehingga menghasilkan perbaikan
performa yang baik. Tetapi bisa juga karena kurangnya stimulus yang didapat
maka akan menjadikan saat – saat tanpa
kemajuan sehingga berdampak kurangnya kemajuan performa yang dihasilkan. Dan
yang lebih parah adalah kondisi dimana terlalu berlebihan rangsangan yang
diberikan maka akan menimbulkan kejanggalan dalam beradaptasi sehingga berdampak
menurunnya performa.
Jika seorang atlet ingin mendapatkan
performa superior maka dia harus menjalani proses latihan yang sistematis
secara terus menerus tahap demi tahap yang didesain sedemikian rupa untuk
meningkatkan kapasitas performa yang diharapkan. Tapi semua itu tidak bisa
dilakukan sembarangan karena harus sesuai dengan proses adaptasi dari fungsi
utama tubuh seperti neuromuscular (pergerakan
dan koordinasi sistem syaraf), metabolic (kemampuan
otot dalam mengantisipasi asam laktat), dan
cardiorespiratory (peningkatan
kemampuan paru - paru). Semua perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi
merupakan akibat dari hasil latihan dengan proses waktu yang cukup lama. Untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkannya perlu adanya proses latihan yang
intensif dan kontinu. Seandainya proses latihan tersebut dihentikan maka akan
mengarah pada gangguan fungsional bahkan psikis, yang pada akhirnya akan
menurunkan prestasi atlet. Oleh karena itu benarlah bahwa latihan itu harus
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga perubahan adaptasi
terhadap beban latihan akan selalu terus meningkat.
Selain
itu perlu diperhatikan juga efek samping dari proses pelatihan, karena setiap
program pelatihan akan menimbulkan reaksi tertentu yang merupakan respon dari
adaptasi tersebut yang dikenal dengan istilah training effect ( efek latihan). Sejak tahun 1960 para penulis
telah mendiskusikan hal terebut, salah satu diantaranya adalah H.K. Cooper
dengan hasil karyanya yang sangat berpengaruh the new aerobic. Menurut beliau training
effect bisa dibagi menjadi tiga kategori yaitu ; 1) immediate training effect adalah efek samping yang dapat langsung
terdeteksi setelah sesi latihan dilakukan, misalnya meningkatnya detak jantung,
tekanan darah meningkat, dan juga kemampuan produktif tubuh menurun yang
disebabkan kelelahan. 2) delayed training
effect yaitu hasil akhir yang
diperoleh pada sebuah sesi latihan yang bisa bertahan cukup lama. Meskipun pada
awalnya efek tersebut tidak terasa karena kelelahan, tapi hasil positif akan terasa setelah kelelahan itu
berakhir. 3) cumulative effect adalah
hasil yang diperoleh setelah beberapa kali sesi latihan berlangsung termasuk
diantaranya terdapat tantangan yang besar dalam latihan sebagai upaya untuk
mencapai batas maksimal dari proses adaptasi dalam serangkaian latihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar