belajar untuk meraih miimpi...

wen assallamualaikum..

Jumat, 06 Mei 2011

IMPLIKASI INTELENJENSI TERHADAP PENJAS



PENDAHULUAN
Berbicara menenai intelegensi biasanya memang dikaitkan dengan kemampuan untuk pemecahan masalah, kemampuan untuk belajar ataupun kemampuan untuk berpikir abstrak. Perkataan intelegensi dari kata latin Intelegere yang berarti mengorganisasikan. Menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain (to organize, to relate, to bind together).
Istilah intelegensi kadang-kadang atau justru sering memberikan pengertian yang salah, yang salah yang mengandung kemampuan tunggal, padahal menurut para ahli intelegensi mengandung bermacam-macam kemampuan. Namun demikian, pengertian intelegensia sendiri memberikan pengertian bagi para ahli. Menurut beberapa istilah Padagoik (1953) yang mengangkat pendapat Stern yang dimaksud dengan intelegensia adalah “daya menyesuaikan diri dengan keadaaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya”.
Thorndike (lih Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme mengungkapkan pendapatnya bahwa: intelegence is demonstrable in ability in the individual to make good response from the stand point of truth or fact. Orang dianggap inteligen apabila responnya adalah respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya. Untuk memberikan respon yang tepat, individu harus memiliki lebih banyak hubungan stimulus-respons, dan hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pengalaman yang diperoleh dari hasil pengalaman yang diperolehnya dan hasil respons-respons yang lalu.
Freeman memandang intelegensi sebagai (1) Capacity to integrate experience; (2) capacity to learn; (3) capacity to perform taska regarded by psychologist as intellectual; (4) capacity to carry on abstract thingking” (Freeman, 1959).
Dari bermacam-macam pendapat ahli tersebut di atas, memberikan gambaran tentang bagaimana ragamnya pengertian atau definisi mengenai intelegensia itu. Menurut Morgan, dkk (1981) ada dua pendekatan yang pokok dalam memberikan definisi mengenai intelegensi itu, yaitu:
1.    Pendekatan yang melihat faktor-faktor yang membentuk intelegensia itu, sering disebut sebagai pendekatan faktor atau teori faktor, dan
2.    Pendekatan yang melihat sifat proses intelektual itu sendiri, yang sering dipandang sebagai teori orientasi-proses (proses-oriented theories).
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. (Wikipedia) Faktor yang mempengaruhi kecerdasan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu:
1.    Biologis
1.      Lingkungan
2.      Budaya
3.      Bahasa
4.      Masalah etika
Dari uraian di atas yang menjelaskan tentang hal yang mempengaruhi terhadap intelegensi, mungkin yang menjadi pembahasan dalam makalah ini hanya pada  tinjauan dari faktor biologis. Hal ini erat kaitannya dengan keberadaan dari pendidikan jasmani yang merupakan bagian dalam pembelajaran yang ada di sekolah. Dalam pembahasan ini akan mengenengahkan implikasi dari intelegensi terhadap penjas dan juga pengaruh penjas dalam mengembangkan intelegensi itu sendiri.

PEMBAHASAN
IMPLIKASI INTELEGENSI TERHADAP PENJAS
A.     Pengaruh pendidikan jasmani terhadap intelegensi
Suatu proses pendidikan tanpa memasukan pendidikan jasmani ke dalam proses pendidikan di dalamnyadirasakan  tidaklah akan sempurna. Karena secara implisit secara tegas dinyatakan dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) bahwa dikatakan bahwa”Pendidikan jasmani merupakan bagain integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelktual dan emosional melalui aktifitas fisik”.[1] Jelaslah bahwa pendidikan jasmani merupakan satu dari bagian proses pendidikan yang ada di sekolah secara keseluruhan.
Maka sangat jelas sekali lagi di tegaskan tidak akan sempurna jika dalam satu proses pendidikan tanpa menyertakan  pendidikan jasmani. Oleh karenanya keberadaan dari pendidikan jasmani itu sendiri tidak bisa dianggab  tidak penting. Karena pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki oleh mata pelajaran yang lain. Walaupun pada dasarnya semua mata pelajaran memiliki tujuan yang sama dalam pendidikan yang mengacu pada ketiga aspek; kognitif, afektif dan psikomotor. Namun perbedaan yang paling mendasar antara pendidikan jasmani dengan mata pelajaran yang lain adalah pada pendidikan jasmani terdapat tujuan pencapaian kesegaran jasmani. Oleh karena itu sebenarnya peran pendidikan jasmani di sekolah sendiri adalah untuk menyiapkan kondisi fisik seluruh peserta didik untuk mencapai hasil belajar, kondisi ini merupakan hal sangat serius dan merupakan kebutuhan sifatnya mendesak.
Berdasarkan pengertiannya bahwa tujuan dari pendidikan jasmani  “meningkatkan individu secara organik, neomusular, intlektual, dan emosional”. Yang menjadi penekanan dalam tujuan pendidikan jasmani yang utama adalah faktor perkembangan peserta didik dari sisi perkembangan organik serta perkembangan neomuskular. Bericara tentang perkembangan organik dan neomuscular maka akan berkaitan tentang kondisi fisik secara keseluruhan. Berkembangnya  fungsi organ (organik) dan sistem syaraf (neouscular) peserta didik, hal ini erat kaitannya dengan fungsi dan sistem kerja organ itu secara maksial. Oleh karena itu agar seluruh sistem ini dapat  berfungsi dengan baik maka syarat  utama adalah peserta didik harus berbadan sehat. Derajat kesehatan peserta didik dapat dilihat dari kesegaran  jasmaninya. Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani maka dapat dipastikan fungsi organ dan sistem syaraf akan berfungsi secara optimal.
Peran dan fungsi pendidkan jasmani  yang utama di sekolah adalah bagaimana seluruh warga sekolah, terutama peserta didik agar senantiasa terus dalam keadaan sehat. Karena dengan kondisi badan sehat peserta didik dapat belajar dengan tenang tanpa mengalami gangguan. Tubuh perseta didik yang sehat ditandai dengan berfuingsinya seluruh organ secara normal dan maksial pada saat belajar, sehingga menghasilkan daya konsentrasi yang tinggi untuk dapat menerima materi pelajaran. Agar dapat menghasilkan daya konsentarsi yang tinggi  maka diperlukan asupan oksigen (O2) ke otak. Banyaknya asupan oksigen (O2) sangat tergantung dari kualitas sistem peredaran darah yang ada. Sedangkan sitem peredaran darah dipengaruhi oleh kapasitas kerja jantung. Kapasitas kerja jangtung erat kaitannya dengan kondisi kesegaran jasmani. Oleh karena itu agar peserta didik memiliki daya konsentrasi yang tinggi maka syarat utama adalah  harus memilki tingkat kesegaran  jasmani yang baik.
Kecerdasan atau intelegensi satu bagian dari fungsi kerja otak yang keberadaanya merupakan bagian dari tubuh secara keseluruhan. Sedangkan otak merupakan bagian dari tubuh yang mengatur sistem dalam tubuh untuk mengolah setiap ransangan yang datangnya dari luar. Setiap jenis ransangan tersebut nantinya akan diolah dan diterjemahkan oleh otak sebagai informasi yang harus direspon oleh tubuh. Untuk dapat menyampaikan informasi sampai ke otak maka diperlukan sistem syaraf yang senantiasa menghubungkan dengan otak. Oleh karena itu untuk dapat ada berfungsi dengan baik seluruh sistem saluran informasi yang ada dalam tubuh syarat yang harus dipenuhi adalah kondisi fisik yang sehat. Sehat saja tidak cukup untuk dapat memaksimalkan seluruh fungsi organ melainkan kondisi fisik harus prima dan bugar. Apabila pada diri manusia satu diantaranya mengalami sakit maka akan mempengaruhi seluruh fungsi dari organ termasuk sistem syaraf.
            Oleh karena itu antara kecerdasan dan fisik merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat diabaikan, kita tidak bisa mengatakan dan memperioritaskan mana yang lebih penting. Namun seyogyanya karena kecerdasan yang keberadaanya ada pada otak sedangkan otak merupakan bagian dari tubuh, sedangkan tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh sistem kerja saraf, darah dan tulang serta otot maka untuk menunjang fungsi dan mengembangkan kecerdsan kita tidak boleh mengabaikan kondisi fisik biologisnya. secara otomatis untuk menfungsikan dan mengoptimalkan intelegensi secara lebih harus di dukung oleh kondisi fisik yang bugar.

B.    Pengaruh intelegensi terhadap kegiatan olahraga (penjas)
Sebagaimana pendapat yang diungkapkan oleh Stern bahwa intelegensi merupakan kemampuan seseorang yang
intelegensi berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri
intelegensi berhubungan dengan kemampuan untuk mengambil keputusan
intelegensi berpengaruh terhadap pencapaian hasil dalam olahraga



PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.   Saran






IMPLIKASI INTELEGENSI PADA PEMBELAJARRAN PENDIDIKAN JASMANI

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA KEDUANNYA
PENGARUH PENJAS TERHADAP INTELEGENSI DAN PERAN INTELEGENSI TERHADAP PEMBELAJARAN KHUSUSNYA (PENGUASAAN KONSEP DASAR TENTANG GERAKAN DALAM OLAHRAGA) PERFORMA


[1] Harsuki, Perkemangan Olahraga Terkini dalam Kajian Para Pakar, (Jakarta: Rajawali Sport, 2003), p. 47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar