belajar untuk meraih miimpi...

wen assallamualaikum..

Minggu, 11 April 2010

“Belajarlah, walaupun pada seorang anak kecil! ”

Ia Yang Bijak Menjunjung Tinggi Setiap Orang. Tidak Ada Seorang pun Yang Diremehkannya
~ Tao Te Cing ~

Demikian seorang Konfusius mengatakan, “Belajarlah, walaupun pada seorang anak kecil! ”
Padahal kita tahu ia adalah seorang guru besar dengan ribuan muridnya. Bahkan sudah dianggap nabi oleh pemujanya. Ia yang sudah begitu tinggi pengetahuannya dan kebijaksananya masih bisa mengatakan demikian, karena saat ditanya seorang anak kecil, berapa jumlah rambut dikepala? Ini bukan pertanyaan tebak-tebakan seperti ditawa sutra yang membutuhkan jawaban untuk memancing ketawa. Tapi butuh sebuah kebijaksanaan untuk menjawabnya. Memang Konfusius tidak bisa menjawab waktu itu.
Dan jawaban dari anak kecil itulah, Konfusius mengatakan bahwa kitapun perlu belajar kepada seorang anak kecil sekalipun. Sebuah jawaban yang sederhana, kalau tidak ganjil, pasti genap jumlah rambut dikepala itu. Itulah bedanya kita dengan orang yang bijak. Kalau kita pasti tertawa waktu itu, tapi Konfusius merenungkannya dalam-dalam. Kadang dengan pengetahuan yang kita dapatkan dari buku-buku dan sekolahan sudah membuat otak sepertinya sudah mumpuni dan super. Sehingga sudah membuat kita seakan tahu segalanya dan menjadikan kita tukang kritik dan meremehkan orang lain. Membaca tulisan yang tidak sesuai dengan pemahaman kita sudah divonis salah dan mencibirkannya. Tidak mau membuka hati untuk merenungkannya sedikit saja terlebih dahulu. Bukankah setiap hal itu punya sisi-sisi yang berbeda. Begitu juga pemikiran kita.
Tanpa kita sadari dengan penuhnya ilmu dan pengetahuan kita membuat kita sombong dan arogan. Sedikit cerita , suatu hari seorang profesor mengunjungi seorang guru zen yang terkenal di padepokannya untuk berdiskusi dan mendapatkan pengajaran. Ketika mereka duduk berhadapan, sang guru menuangkan teh untuk menjamu tamunya. Walaupun gelas itu sudah penuh isinya, tapi sang guru terus menuangkan teh itu sampai berluberan.Akhirnya sang profesor tak tahan untuk mengingatkan, “Guru, sudah penuh jangan dituang lagiSambil memandangi tamunya, dengan suara penuh ketenangan ia berkata, “Itulah yang ingin aku katakan padamu, kalau kamu datang dengan kepenuhan persepsi dan pengetahuanmu serta pandangannu sendiri, kalau tidak dikosongkan dulu bagaimana saya bisa mengajarimu! ” Akhirnya sang profesor menjadi maPersis dengan keadaan sebagian dari kita. Oleh sebab itu dalam Tao Te Cing tertulis: ‘KOSONGKANLAH DIRIMU DAN KAU AKAN MENJADI PENUH. JADILAH LUSUH DAN KAU AKAN JADI BARU KEMBALI.. . Dengan tidak memamerkan diri, justru menjadi teladan. Dengan tidak membenarkan diri, justru akan dibenarkan. Dengan tidak membanggakan diri, justru akan memperoleh pengakuan. Karena tidak pernah menganggap dirinya tinggi, maka mereka tidak akan pernah jatuh.”
Kata-kata yang indah sekali yang saya temukan dalam sebuah buku yang selama inihanya jadi simpanan dimeja kantorDengan semakin banyak yang kita ketahui seharusnya adalah menjadikan kita semakin tidak tahu. Setelah belajar dan kita melupakannya. Bukankah dengan pikiran yang selalu kosong setiap saat kita akan terisi kembali? Pembelajaran yang indah bagi saya pagi ini.Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar