Banyak pertanyaan tentang bagaimana cara menyiapkan diri untuk menjadi dosen. Ini pendapat saya:
- Sebaiknya saat kuliah mencoba menjadi asisten praktikum atau guru les. Tidak semua orang bisa menikmati mengajar.
- Setelah lulus lebih baik mencoba pekerjaan lain dulu. Jangan sampai menyesal setelah menjadi dosen karena bayarannya kurang memadai (memadai atau tidak relatif untuk setiap orang). Saat baru lulus mungkin bayarannya tidak terlalu berbeda dengan profesi lain (khususnya bidang IT), tapi semakin lama gapnya akan semakin besar. Hitungan kasar saya, setelah 10 tahun selisih gaji antara profesi dosen vs non dosen (bidang IT) bisa mencapai 5-10 kali lipat, alias 500% – 1000%.
- Kalau niatnya ingin kaya, jangan jadi dosen, jadi pengusaha yang paling tepat. Terus terang saya merasa terganggu dengan beberapa dosen yang mengorbankan kuliah dan mahasiswa untuk mencari uang di luar kampus. Boleh saja mencari tambahan di luar kampus, tapi prioritas utama haruslah tetap mengajar dan penelitian di dalam kampus.
- Kalau sudah yakin memilih profesi dosen, mulailah kuliah S2. Umumnya syarat dosen saat ini adalah minimal S2 dan bahkan untuk dosen ITB mewajibkan sedang S3. Lebih bagus lagi jika mengambil S2/S3 di luar negeri karena pengalamannya akan lebih banyak
Mengapa mau jadi dosen?
Pertanyaan ini dilontarkan oleh rekan dosen setelah dia tahu latar belakang pendidikan saya. “Ngapain kamu jadi dosen? kalau kamu kerja di industri pasti lebih makmur”, begitu ucapnya. Memang benar juga sih, kalau dari ukuran uang, penghasilan teman-teman seangkatan saya sepertinya sudah mencapai puluhan juta per bulan.
Menyesal dong? Jelas tidak Menjadi dosen bukan pilihan satu-satunya bagi saya. Sebelum saya memilih profesi dosen, beberapa hari sebelumnya saya sudah mendapat beberapa tawaran dari teman untuk bekerja di perusahaan IT, dengan gaji yang jauh lebih tinggi tentunya.
Pekerjaan menurut saya mirip seperti pasangan hidup. Setiap orang memiliki selera yang berbeda, dan harus ada trade off. Agak lama juga ternyata untuk menemukan “selera” saya. Saya termasuk orang yang sering gonta-ganti pekerjaan. Proyek pengembangan software pertama kali saya dapatkan saat SMA, berlanjut menjadi freelancer saat kuliah. Sempat jualan software, baik langsung maupun melalui internet. Kemudian membuat perusahaan sendiri setelah lulus. Karena perusahaan tidak berkembang, beralih jadi karyawan. Akhirnya menjadi dosen di tahun 2004 sampai dengan sekarang. Dari semua itu, menjadi dosen menurut saya merupakan pekerjaan yang paling menyenangkan.
Kenapa bisa seperti itu? Setelah saya pikir-pikir, mungkin karena sifat saya yang cepat bosan. Dengan menjadi dosen, sulit untuk menjadi bosan. Mempersiapkan materi kuliah membuat saya harus terus belajar. Menghadapi mahasiswa yang selalu baru setiap semester memberikan masukan yang segar. Melakukan penelitian memberikan kebebasan untuk melakukan apa yang kita inginkan (tanpa perlu khawatir hasilnya tidak laku). Diluar kedua hal itu, profesi menjadi freelancer masih tetap dapat dijalankan Malah sekarang saya melibatkan mahasiswa sebagai programmer (saat ini ada 7 orang yang sedang bekerja) sehingga mirip mengelola perusahaan juga.
Kelebihan yang lain adalah fleksibilitas waktu dan tempat kerja. Urusan kuliah tatap muka memang tidak dapat ditinggalkan (harus di dalam kelas dalam waktu tertentu). Tapi diluar itu, saya dapat bekerja dimana saja. Penggunaan e-learning membuat saya dan mahasiswa dapat berkomunikasi tanpa perlu dibatasi ruang kelas. Kadang-kadang saya chatting dengan mahasiswa mengenai kuliah sampai jam 1 pagi (tapi kalau ada yang berani menelpon jam 12 malam, ya saya getok). Kenikmatan seperti bisa bermain dengan anak di pagi hari, mengantar dan menjemput dia dari sekolah dan les, dan… tidur siang merupakan hal yang saya yakin jarang dimiliki orang yang bekerja di perusahaan lain
Kelebihan yang lain (lagi) adalah dari sisi politik kantor. Di universitas, walaupun ada, intrik antar dosen relatif sedikit dan lunak. Dengan jabatan fungsional, dosen suatu saat bisa menjadi ketua jurusan, bahkan rektor. Tapi di saat yang lain dapat menjadi dosen biasa lagi. Ini berbeda dengan di tempat lain yang sekali diatas akan terus naik jabatannya.
Manfaat terakhir tapi mungkin paling penting: salah satu amalan yang tetap mengalir walaupun kita sudah wafat adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang saya berikan ke mahasiswa membuat mereka bisa bekerja dan bermanfaat bagi masyarakat dan saya yakin itu masuk kategori ilmu yang bermanfaat Salah satu hal yang paling menyenangkan adalah saat ngobrol dengan alumni dan mereka menceritakan bahwa kuliah saya bermanfaat saat mereka kerja setelah lulus.
Ada yang berminat? Ilkom UPI tahun ini membuka lowongan untuk dosen. Sayangya mungkin pendaftarannya sudah ditutup (27 sep 08). Tapi tahun-tahun mendatang saya yakin akan terus menerima karena kami masih kekurangan dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar