KITA HANYA BISA BELAJAR DAN TERUS BELAJAR UNTUK SESUATU HAL...................USAHA DAN DOA TENTUNYA KAWAN
serba serbu dan serbi
son
belajar untuk meraih miimpi...
wen assallamualaikum..
Kamis, 01 Juli 2010
APLIKASI KONSEP TEORI BELAJAR DAN BELAJAR MOTORIK DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS I SEKOLAH DASAR
KETERAMPILAN GERAK
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak.
Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan .
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia.
Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu tugas tertentu .
Pembahasan rancangan pembelajaran dalam paper ini dibuat berdasarkan 8 komponen keterampilan gerak yang telah dibahas dalam perkuliahan motor learning, yaitu:
a. Kurikulum
b. Fase periode tahapan
c. Karakteristik
d. Prinsip, konsep dan pembelajaran gerak
e. Kategori, klasifikasi
f. Tahap Belajar
g. Umpan Balik
h. Penilaian / Pengukuran
Adapun pembahasan dan penerapan masing-masing metode ketampilan gerak tersebut akan diuraikan dalam pembahasan.
PEMBAHASAN
DASAR HUKUM
Pada UU 23 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 17 bahwa Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan:
a. Olahraga pendidikan;
b. Olahraga rekreasi; dan
c. Olahraga prestasi.
Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
Undang-undang Sisdiknas bahwa Penjas dan Olahraga wajib diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai Menengah.
Tingkatan yang dipilih dalam pembahasan rancangan pembelajaran penjas disini adalah siswa kelas 2 SD, yang berusia sekitar 7-8 tahun. Pemilihan tingkatan kelas ini dilatar belakangi oleh petunjuk kurikulum yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas bahwa pendidikan harus diutamakan pada usia sekolah dasar dan menengah.
PERIODE FASE TAHAPAN PERKEMBANGAN GERAK
Pada bagan “Jam Pasir” Gallahu (the phases and stages of motor development) di bawah ini, nampak jelas pembagian periode usia yang dikaitkan dengan fase dan tahapan perkembangan geraknya. Melalui bagan tersebut saya memilih untuk menganalisa tahapan belajar keterampilan gerak pada periode usia 7 – 10 tahun pada Fase Gerakan Spesialisasi dan Tahapan Transisi.
FASE GERAKAN SPESIALISASI adalah Gerakan stability, locomotor, dan manipulative semakin halus, dapat dikombinasikan dan dikolaborasikan untuk situasi yang diinginkan
TAHAPAN TRANSISI, Haubans tricker & Seefeld, 1986; mengungkapkan bahwa anak-anak usia 7 – 8 tahun tahun akan memasuki tahapan transisi. Pembelajar mulai menggabungkan dan mengaplikasikan gerakan dasar ke bentuk kegiatan olahraga maupun aktivitas rekreasi . Contoh: berjalan di jembatan tali, lompat tali, dan bermain bola tending (kickball)
Konsep Periodisasi, Fase dan Tahap Perkembangan Motorik: yang dipilih adalah kelas 2 Sekolah Dasar, dalam hal ini masuk ke dalam periode perkembangan usia 7 – 10 tahun, fase gerakan spesialisasi, dan tahap perkembangan gerak tahap transisi. Artinya: Keterampilan yang dipelajari siswa dapat dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi, dan bagi siswa yang memiliki keterampilan yang baik dapat ditingkatkan sebagai ajang untuk meraih prestasi.
Dengan melihat model hourglass (jam pasir) tersebut sudah cukup jelas bahwa perkembangan gerak anak mempunyai tahap-tahap dan perkembangan gerak berdasarkan usianya. Hal ini dapat dijadikan pedoman dalam pembinaan atau pembelajaran gerak anak peserta didik pada lembaga pendidikan baik formal maupun non formal guna tercapainya tujuan pada aspek ruang lingkup olahraga pendidikan, khususnya pendidikan jasmani.
KARAKTERISTIK
Pada anak Sekolah Dasar kelas II semester 1, anak masuk pada rentang usia 6 – 10 tahun. Adapun karakteristik anak SD tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Karakteristik Masa Anak-anak (anak besar), usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan Implikasi Program Perkembangan Gerak
Karakteristik Perkembangan Gerak
1. Waktu untuk bereaksi melambat, menyebabkan kesukaran mata menyampaikan dan memandang koordinasi kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka secara umum lebih mapan.
2. Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat besar.
3. Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi menjadi baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini.
4. Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan menjadi modal untuk dikembangkan.
5. Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti memvoly atau membentur bola yang di berdirikan dan melempar memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan.
6. Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak dasar murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam kepemimpinan permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis.
PRINSIP, KONSEP DAN PEMBELAJARAN GERAK
Konsep Human Movement, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi gerak manusia pada umumnya, yaitu : individu, lingkungan dan tugas. Artinya, individu adalah siswa kelas II sekolah dasar dan dalam hal ini diklasifikasi dalam 3 keterampilan yaitu tingkat keterampilan rendah, sedang, dan tinggi, lingkungan termasuk ketersediaan sarana dan kemampuan guru dalam mengajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini mencoba menerapkan teori belajar konstruktivis dapat dirumuskan sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, melalui aktivitas kolaborastif, refleksi dan interpretasi. Ini artinya keterampilan gerak yang diberikan diberikan contoh terlebih dahulu oleh guru, keterampilan gerak dilaksanakan secara individu, bepasangan dan berkelompok, dan diberikan kebebasan dalam mengekspresikan diri.
KATEGORI, KLASIFIKASI
Kategori dan Klasifikasi Keterampilan Gerak menurut Gallahue
A. Model Satu Dimensi
Gallahue membuat dua model dalam mengaklasifikasikan keterampilan gerak yaitu model satu dimensi dan dua dimensi.
Model Satu Dimensi,
Pengklasifikasian Model Satu Dimensi didasarkan pada 4 aspek yaitu: Aspek penggunaan otot, Aspek Temporal gerak, Aspek lingkungan dan Aspek Fungsi gerak .
B. Model Dua Dimensi
Model dua dimensi menjelaskan lebih komprehensif terhadap kompleksitas keterampilan gerakan manusia.
Kategori dan Klasifikasi keterampilan gerak Model Dua Dimensi Gallahue menekankan pada: (1) Fungsi Tugas Gerakan seperti dinyatakan dalam tiga kategori gerakan: stabilitas, Locomotor, dan manipulasi, (2)Fase Perkembangan Gerak seperti Fase Refleksif, Fase Gerak Dasar, Fase Gerak fundamental, Fase Gerak Khusus.
TAHAP BELAJAR
Tahapan belajar gerak akan mengadopsi model Three-Stage Model (Fitts & Posner’s) dan Two-Stage Model (Gentile's), yaitu: kognitif, asosiatif, dan autonomus. Dan Gentile's Two-Stage Model yaitu belajar melalu pendekatan terbuka dan tertutup.
TEORI TAHAPAN BELAJAR FITS & POSNER
Fits dan Posner (1967), peneliti di bidang psikologi mengajukan tiga tahapan utama dalam pembelajaran keterampilan gerak .
(1) Tahapan Pembelajaran Kognitif
Pada tahapan ini siswa diperkenalkan terlebih dahulu pada keterampilan gerak yang baru, dan tugas utamanya adalah mengembangkan pemahaman yang dibutuhkan dalam gerakan. Pada tahap ini mengajarkan gerakan yang sifatnya masih sangat dasar, tahapan yang paling awal, bentuk gerakan masih sangat sederhana.
(2) Tahapan Pembelajaran Assosiatif
Pada tahapan ini siswa sudah menyeleksi strategi terbaik untuk penyelesaian tugasnya dan mulai memperhalus keterampilannya. Pada tahapan ini, pembelajar mulai meningkatkan kemampuannya tidak hanya dalam mendeteksi penyebab kesalahan geraknya tetapi juga dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan tersebut.
(3) Tahapan Pembelajaran Otomatisasi
Pada tahapan ini, siswa dapat memulai untuk mencurahkan perhatiannya ke aspek keterampilan umum yang lain, misalnya memperhatikan lingkungan sekitar untuk berjaga-jaga untuk menghadapi rintangan yang menghalangi performanya, atau fokus pada tugas berikutnya. Siswa pada tahap ini selalu konsisten, percaya diri, melakukan sedikit kesalahan dapat mendeteksi secara umum dan mengoreksi setiap kesalahan yang terjadi.
Model Three-Stage Model of Learning
UMPAN BALIK
Umpan balik adalah informasi tentang kesalahan dan mengoreksi aspek dari kinerja. Siswa-siswa yang mempraktekkan suatu keterampilan gerak dapat melakukan suatu kesalahan-kesalahan, dan pemberian umpan balik dapat bermanfaat bagi mereka. Ketika mereka membuat kesalahan-kesalahan, yang mungkin bisa merusak penampilan mereka. Seorang guru olahraga harus bisa memberikan umpan alik dengan koreksi-koreksi. Jika anda mempunyai suatu media kamera video, putar kembali hasil rekaman mereka dan biarkan mereka mengamati kinerja-kinerja mereka sendiri, itu akan menjadi pengaruh baik bagi mereka .
PEMILIHAN MATERI AJAR
Materi ajar yang saya pilih untuk dibahas adalah keterampilan yang merupakan aspek dari permainan dan olahraga serta keterampilan latihan kekuatan otot lengan dan tungkai yang merupakan aspek dari aktifitas pengembangan dan kebugaran pada lingkup materi pendidikan jasmani
Kelas 2 SD Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mempraktikkan variasi gerak dasar melalui permainan dan aktivitas jasmani, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya 1.1 Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari, lompat yang bervariasi dalam permainan yang menyenangkan dan nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggungjawab, menghargai lawan dan menghargai diri sendiri
1.2 Mempraktikkan gerak dasar memutar, mengayun, menekuk lutut dalam berbagai variasi permainan sederhana serta nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggungjawab, menghargai lawan dan memahami diri sendiri
1.3 Mempraktikkan gerak dasar melempar, menangkap, menendang dan menggiring bola ke berbagai arah dalam permainan sederhana serta nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggungjawab, menghargai lawan dan memahami diri sendiri
2. Mempraktikkan latihan dasar kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
2.1 Mempraktikkan satu jenis bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan mengikuti aturan
2.2 Mempraktikkan berbagai aktivitas untuk melatih keseimbangan statis dan dinamis, serta nilai disiplin dan estetika
2.3 Membiasakan bergerak dengan benar
Rancangan Belajar Keterampilan Gerak dalam permainan yang disusun dalam sebuah RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SD/MI : SDN I CIAWI BOGOR
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : II / 1 (ganjil)
Standar Kompetensi : Mempraktikkan variasi gerak dasar melalui permainan dan aktivitas jasmani, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar : Mempraktikkan gerak dasar memutar, mengayun, menekuk lutut dalam berbagai variasi permainan sederhana serta nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, menghargai lawan dan memahami diri sendiri
Alokasi Waktu : 4 x 30 menit (2 x pertemuan )
Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan gerak dasar memutar
b. Siswa dapat melakukan gerak dasar mengayun
c. Siswa dapat melakukan gerak dasar menekuk
d. Siswa dapat melakukan permainan dengan variasi yang sederhana
Materi Pembelajaran: Pola gerak non lokomotor dalam bentuk permainan
Metode Pembelajaran
Demonstrasi
(Metode demonstrasi dipilih berdasarkan karakteristik perkembangan kognitif dan pelaksanaan praktek)
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 30 menit)
• Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Melakukan pemanasan dengan melakukan lari-lari kecil, dan melakukan penguluran untuk seluruh tubuh dipimpin oleh guru.
TAHAP KOGNITIF
Guru menjelaskan konsep gerak dasar memutar, mengayun, menekuk lutut sambil memperagakan, dan siswa mengikuti melakukan gerakan tersebut.
(Karateristik perkembangan kognitif: Pemahaman siswa dalam menerima konsep masih bervariasi, sehingga masih perlu dibimbing dengan pemberian contoh, instruksi verbal dan menggunakan metode demonstrasi.
Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang arti penting aktivitas jasmani bagi tubuh sehingga siswa melakukan dengan semangat dan sungguh-sungguh agar bisa mendapat manfaat dari gerakan yang dilakukan.
(Karakteristik perkembangan kognitif : Anak-anak masih butuh bimbingan dan bantuan)
TAHAP ASSOSIATIF
1. Kegiatan Inti (40 menit)
• Melakukan gerakan memutar tangan dengan satu tangan atau dua tangan
• Melakukan gerakan mengayun tangan satu atau dua tangan
• Melakukan gerakan menekuk lutut ke depan atau ke belakang
• Melakukan gerakan melompat ke depan sambil jongkok dalam bentuk lomba
• Melakukan permainan jongkok-berdiri dengan isyarat
Umpan balik dapat diberikan pada tahap assosiatif ini, umpan balik dapat disampaikan pada saat anak melaksanakan tugas atau setelah anak melakukan tugas gerakan.
2. Penutup (10 Menit)
Pendinginan dengan melakukan aktivitas ringan
Memberikan penilaian terhadap unjuk kerja teman
Evaluasi, penilaian dan umpan balik terhadap unjuk kerja
Pertemuan 2 (2 x 30 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Melakukan pemanasan dengan melakukan lari-lari kecil, dan melakukan penguluran untuk seluruh tubuh dipimpin oleh guru.
Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang arti penting aktivitas jasmani bagi tubuh
TAHAP OTOMATISASI
2. Kegiatan Inti (40 menit)
Pengulangan tehnik dasar seperti pada pertemua pertama, hanya dilakukan variasi dengan permainan agar menyenangkan dan meningatkan motivasi anak dalam bergerak. Karena karakteristik anak adalah bermain.
a. Permainan melompati ban
b. Permainan mengikuti isyarat yang diberikan guru dengan tepat dan cepat
c. Melakukan pengulangan gerakan memutar tangan, mengayun tangan, menekuk lutut dan melompat.
(Karakteristik : imajinasi anak sangat tinggi. Maka kegiatan imajiner bisa dimasukan ke program Pengajaran. Perlu juga anak diajak dengan imajinasinya seakan-akan dia sedang berpetualang)
Penutup (10 Menit)
Pendinginan dengan melakukan aktivitas ringan dan evaluasi
Rancangan Belajar Mempraktikkan latihan dasar kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SD/MI : SDN 1 Ciawi Bogor
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : II / 1 (ganjil)
Standar Kompetensi : Mempraktikkan latihan dasar kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar : Mempraktikkan berbagai aktivitas untuk melatih keseimbangan statis dan dinamis, serta nilai disiplin dan estetika
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (1 x pertemuan )
Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat Melakukan latihan keseimbangan dalam berbaring
• Siswa dapat Melakukan Latihan keseimbangan duduk
• Siswa dapat Melakukan latihan keseimbangan dalam berdiri
• Siswa dapat Melakukan latihan keseimbangan sambil berjalan
Materi Pembelajaran: Latihan keseimbangan
Dari kategori gerak dasar latihan ini digolongkan sebagai gerakan manipulatif.
Metode Pembelajaran
Demonstrasi
(Metode demonstrasi dipilih berdasarkan karakteristik perkembangan kognitif: Supaya anak lebih mudah menerima tugas belajar yang harus dilakukan)
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 30 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Melakukan pemanasan dengan melakukan lari-lari kecil, dan melakukan penguluran untuk seluruh tubuh dipimpin oleh guru.
TAHAP KOGNITIF
Guru menjelaskan konsep latihan keseimbangan, baik dalam posisi duduk, berbaring, berdiri dan berjalan.
(Karateristik perkembangan kognitif: Anak-anak belum mampu berpikir abstrak.
Karena ini masih dalam tahap kognitif maka intruksi verbal dan demonstrasi memegang peranan penting)
Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang arti penting kebugaran jasmani bagi tubuh.
(Karakteristik perkembangan kognitif : Anak-anak masih butuh bimbingan dan bantuan)
Yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa dalam memberikan penjelasan kepada anak harus jelas dengan contoh verbal dan demonstrasi.
TAHAP ASSOSIATIF
b. Kegiatan Inti (40 menit)
• Melakukan gerakan keseimbangan dengan posisi badan dalam berbaring depan dan belakang
• Melakukan gerakan keseimbangan duduk membentuk huruf V , duduk dalam posisi jongkok
• Melakukan gerakan keseimbangan berdiri dengan berbagai variasi, membuat sikap kapal terbang, menekkuk lutut ke depan atau belakang
• Melakukan gerakan keseimbangan dengan berjalan, berjalan meniti balok titian, berjalan dengan ujung kaki, tumit, dan berjalan di atas garis
TAHAP OTOMATISASI
a. Melakukan permainan posisi pesawat
b. Melakukan lomba berdiri dengan satu kaki.
c. Melakukan permainan-permainan yang melibatka keseimbangan agar menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik anak
3. Penutup (10 Menit)
Pendinginan dengan melakukan aktivitas ringan
KESIMPULAN
Penjas adalah materi pembelajaran yang tak lepas dari gerak dalam prosesnya. Pembelajaran sekolah bisa berjalan efektif dan efisien serta tercapai tujuan yang ingin dicapai adalah tergantung dari guru yang mengajar. Dengan segala persiapan administrasi pembelajaran dan penguasaan materi yang akan diajarkan dan pemahaman tentang keterampilan gerak yang disesuaikan dengan karakteristik siswa sesuai dengan tingkatan usianya. Sebaik apapun program yang dibuat kalau dalam pelaksanaannya guru kurang memahami tentang konsep keterampilan gerak termasuk pemberian umpan balik, maka hasil yang diperoleh dari proses pembelajara tersebut tidak akan maksimal dengan kata lain tujuan pembelajaran belum tercapai.
Harapan dari pembahasan keterampilan gerak ini guru bisa melaksanakan tugas mengajar sebaik mungkin dan menerapkanya dalam pembelajaran di lapangan. Diharapkan semua guru, khususnya guru pendidikan jasmani menguasai materi keterampilan gerak ini dan diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
UU RI no 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
Pedoman Penulisan Tesis & Disertasi, Program Pasca Sarjana UNJ, 2010.
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang “Standar Isi Pendidikan”. Lampiran SK/KD, Depdiknas
Cheryl A. Coker, Motor Learning and Control for Practitioners (New York: McGraw Hill Companies, Inc, 2004)
Anne Shumway-Cook & Marjorie H.Woollacott. Motor Control: Theory and Practical Applications, 2nd edition (USA: Lippincott Williams & Wilkins, 2001)
David L. Gallahue & John C. Ozmun, Understanding Motor Development: Infant, Children, Adolescent, Adults (New York: McGraw Hill, 2006)
Richard A.Magill, “Motor Learning, concept and applications”McGraw Hill International Editions, fifth edition: 1998
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar